Tanah Datar – Nasib malang menimpa Falmizawati (45), seorang warga Nagari Andaleh Baruh Bukik, Kecamatan Sungayang, Tanah Datar. Lima batang kulit manis miliknya yang berada di ladang dekat kawasan Panorama Puncak Pato dilaporkan hilang dicuri oleh orang tak dikenal pada Sabtu, (25/1).
Kulit manis tersebut rencananya akan dijual untuk membiayai pendidikan anaknya. Namun, harapan itu sirna setelah adiknya, Andika, mendapati lima batang kulit manis tersebut telah raib saat ia mengunjungi ladang keluarga.
“Saya terkejut ketika tiba di lokasi dan melihat lima batang kulit manis itu sudah hilang. Padahal, sebelumnya batang-batang itu masih utuh,” ungkap Andika dengan nada sedih.
Falmizawati bersama keluarganya tidak dapat menyembunyikan kesedihannya atas kejadian ini. Ia mengaku sangat terpukul karena hasil panen kulit manis tersebut merupakan salah satu sumber utama untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya. “Saya hanya bisa pasrah, semoga pelaku segera ditemukan,” ujarnya sambil menahan tangis.
Pengakuan Suami Korban
Eri (57), suami Falmizawati, mengungkapkan kepada Reportaseinvestigasi.com bahwa kejadian pencurian ini bukanlah yang pertama kali mereka alami. “Ini sudah ketiga kalinya kulit manis kami dicuri. Ladang kami memang jauh dari pengawasan, dan kami tidak tahu harus berbuat apa. Kerugian ini sangat menyakitkan karena kulit manis itu seharusnya untuk biaya sekolah anak kami,” kata Eri dengan penuh kekecewaan, Sabtu (25/1).
Pemerintah Nagari Turun Tangan
Menanggapi kejadian ini, Pemerintah Nagari (Pemnag) Andaleh Baruh Bukik langsung bergerak cepat. Kepala Jorong Baruh Bukik, Andi, bersama Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) telah turun ke lokasi untuk meninjau kondisi ladang korban dan merencanakan langkah berikutnya.
“Kami sangat prihatin atas kejadian ini. Kami akan membantu semampu kami untuk berkoordinasi dengan pihak berwenang agar pelaku segera ditemukan,” ujar Andi. Ia juga mengimbau warga agar lebih waspada dan menjaga ladang mereka, mengingat aksi pencurian di kawasan tersebut semakin meresahkan.
Lokasi ladang yang jauh dari pemukiman dan minim pengawasan diduga menjadi salah satu penyebab sering terjadinya aksi pencurian. Kepala Jorong juga mengungkapkan bahwa kerugian yang dialami korban diperkirakan mencapai Rp1.000.000 (satu juta rupiah).
Korban berharap pihak berwenang dapat memperketat pengawasan di kawasan sekitar Panorama Puncak Pato agar kejadian serupa tidak lagi terjadi. (Spa)
Discussion about this post