SAWAHLUNTO – Jelang dimulainya kegiatan pramuka Jelajah Kota Pusaka Bersejarah ke XI, Wakil Walikota Sawahlunto Zohirin Sayuti, memimpin doa untuk pramuka yang menjadi korban hanyut saat melakukan susur Sungai Sempor, di Sleman, Yogyakarta pada Jumat (21/2/2020) kemarin.
Doa itu disampaikan Zohirin Sayuti saat membuka kegiatan dalam rangka peringatan hari lahir Robert Baden Powell, Bapak Pramuka Sedunia dan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), di Lapangan Segitiga Ombilin, Minggu (23/2/2020)
Dalam sambutan pembukaan Jelajah Kota Pusaka Bersejarah ke XI Zohirin kembali menyebutkan bahwa duka yang dialami oleh pramuka di SMP Negeri 1 Turi, Sleman, adalah duka pramuka se Indonesia.
Karenanya, atas nama Mabincab dan Kwarcab Pramuka Kota Sawahlunto, menyampaikan rasa turut berdukacita yang mendalam terhadap seluruh keluarga.
Peristiwa ini menurutWawako, harus menjadi pelajaran paling berharga bagi seluruh pembina dan guru dalam melaksanakan kegiatan, baik di alam bebas, bahkan di dalam lingkungan sekolah sekalipun, untuk selalu berhati-hati dan selalu melakukan analisis terhadap berbagai kemungkinan, sehingga bisa menekan resiko yang akan timbul.
“Seluruh kakak pembina dan guru, harus melihat kondisi alam dan melakukan analisis terhadap kegiatan yang dilakukan, agar kegiatan yang dilakukan bisa minim resiko dan korban. Dan kegiatan jelajah yang diikuti pramuka Penggalang dan Penegak Sawahlunto saat ini adalah bentuk sebuah kegiatan yang telah disusun matang serta digelar secara rutin dalam waktu yang tepat” ucap Zohirin.
Meskipun demikian, pramuka tidak boleh surut. Pramuka tetap harus tegar dan kegiatan pramuka harus terus didorong untuk dilaksanakan, karena merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang dari dahulu sudah terbukti mampu mendidik generasi muda untuk disiplin, mandiri, tegas, berani bertanggung jawab, mampu bekerja sama dan mengambil sikap.
Jadikanlah kegiatan Jelajah Kota Pusaka Bersejarah ke XI sebagai upaya generasi muda dalam mencintai dan melestarikan Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto yang telah menjadi warisan Dunia yang tetap dijaga karna pramuka mendidik untuk peduli serta bertanggungjawab, pinta Wawako.
Ketua Panitia Pelaksana, Refjon menambahkan, kegiatan itu bersifat penjelajahan kota. Materi kegiatan meliputi permainan besar Pramuka, games (out door activity). Melacak tanda jejak, sandi – sandi Pramuka dan semaphore yang diikuti diikuti 380 pramuka yang terdiri dari 22 regu Penggalang dan 14 sangga Pramuka Penegak serta Gugus Depan Pramuka Berkebutuhan Khusus yang berpangkalan di Sekolah Luar Biasa (SLB).
“ Pemecahan materi bisa terpecahkan seiring dimulainya penjelajahan dan masuk museum. Karena petunjuk pemecahan materi ada sepanjang rute yang dilalui,” ulasnya.
Sepanjang perjalanan, peserta juga wajib melakukan operasi semut, yaitu membersihkan sampah yang ditemui. Sehingga dengan kegiatan ini, Pramuka turut punya andil dalam melestarikan Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto dan turut menjaga kelestariannya. (tumpak)
Discussion about this post