LAMPUNG BARAT — Dalam upaya menekan dan mencegah kasus stunting di Pekon Tanjung Raya Kecamatan Sukau, Pemerintah Pekon menggelar Konseling Gizi dan Kesehatan Masyarakat di aula Balai Pekon setempat, Kamis (12/12/2024).
Dalam kegiatan itu pihak Pemerintah Pekon menghadirkan narasumber dari Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP2A), UPT. Pukesmas Sukau, dan KUA Kecamatan Sukau.
Camat Sukau dalam kesempatan membuka kegiatan tersebut antara lain menyampaikan Stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang di bawah rata-rata, dan bisa berakibat pada prestasi sekolah yang buruk.
“Kita harus mengevaluasi apakah program-program yang telah dilakukan memberikan dampak yang signifikan dalam upaya penurunan stunting terutama di Kecamatan Sukau dan dapat mencari terobosan-terobosan baru dimana upaya penurunan stunting yang dimulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga hingga di lingkungan masyarakat,” ujar Juremi Yudi.
Sementara Nilawati dari bidang Pemberdayaan Perempuan Dinas PPKBP2A dalam pemaparannya menjelaskan, upaya dari lingkup keluarga, anggota keluarga harus bisa menjaga kebersihan tempat tinggalnya, mengatur pola hidup bersih sehat dan menjaga kesimbangan gizi pada keluarganya dengan cara mengkonsumsi sayuran sehat menghindari makanan yang menggunakan bahan pengawet.
“Dalam hal ini tugas perangkat pekon (Desa), penyuluh lingkungan, penyuluh kesehatan dapat berperan aktif dalam memberikan ilmu pengetahuan atau penyuluhan tentang upaya apa saja dalam pencegahan stunting. Contohnya menanam sayur-sayuran organik disekitar rumah secara sehat, menanam toga, menanam buah-buahan dan memelihara ikan dan lain sebagainya,” lanjut Nilawati.
Di akhir pemaparannya, Nilawati berharap dengan upaya yang dilakukan dari lingkup terkecil akan menciptakan lingkungan yang sehat, masyarakat yang sehat, calon pengantin yang sehat, ibu-ibu hamil yang sehat yang tentunya akan melahirkan anak-anak yang sehat juga terhindar dari terjadinya stunting.dengan menerapkan enam langkah pengendalian pencegahan infeksi yang tepat diantaranya pertama, integrasi program untuk menjaga gizi seimbang. Kedua, mengamankan rantai pasok pangan yang sehat dan bergizi bagi kelompok rentan. Ketiga, penyediaan layanan rutin gizi ibu, bayi, dan balita.
Keempat, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, dalam tata laksana gizi kurang. Kelima, penyediaan layanan rutin pencegahan kekurangan zat gizi dan suplementasi gizi mikro. Dan keenam, pengambilan data tepat waktu dan informasi pembaruan keamanan pangan melalui kolaborasi lintas sektor.
Sementara Peratin (Kepala Desa), Johan Safri dalam waktu terpisah ditemui di ruang kerjanya pada media ini menyampaikan adapun yang menjadi sasaran dari kegiatan itu yakni para milenial, calon pengantin dan keluarga formula.
Terkait peserta kegiatan, Johan Safri menjelaskan, peserta dari kegiatan itu yakni kaum milenial yang diwakili anggota Karang Taruna, Kader Posyandu, TP PKK, aparatur Pemerintah Pekon dan LHP. Alasan pihaknya menghadirkan peserta dari kelompok – kelompok masyarakat tersebut sebab mereka memiliki akses dan jaringan untuke mensosialisasikan kepada masyarakat luas khususnya di lingkungan komunitas masing -masing, lanjut Johan Safri.
Di akhir pembicaraannya, Peratin Johan berharap kepada seluruh pihak terkait dan para stakeholder yang ada di Pekon, untuk tetap memantau status gizi kelompok rentan, dengan menerapkan enam langkah pengendalian pencegahan infeksi yang tepat seperti yang disampaikan Nara sumber dari Dinas PPKBP2A tadi.
” Kami Pemerintah Pekon berharap kepada seluruh peserta, pihak terkait dan para stakeholder yang ada di Pekon, untuk mensosialisasikan hasil kegiatan hari ini kepada masyarakat, dengan tetap memantau status gizi kelompok rentan dengan menerapkan enam langkah pengendalian pencegahan infeksi yang tepat seperti yang disampaikan pembicara dari Dinas PPKBP2A tadi,” tutup Johan Safri. (TAUFIK)
Discussion about this post