Flashmob, sifatnya spontan, di mana sekelompok orang berkumpul di tempat umum secara tiba-tiba untuk melakukan pertunjukan dalam waktu singkat kemudian bubar dengan cepat. Tujuannya untuk hiburan, sindiran atau ekspresi artistik.
Memang agak mengagetkan, namun juga menarik bagi yang melihatnya, sekaligus mencengangkan. Itu yang terjadi di Jambuaia, Nagari Taluak Limo Suku, Kecamatan Banuhampu, Agam yang terjadi Rabu (30/10). Cukup banyak yang kaget, “Ada apa ini ramai-ramai?” begitu banyak orang yang melihatnya.
Betapa tidak, di kawasan yang cukup ramai tersebut, sekelompok orang yang sebagian besar dengan pakaian dan atribut, menyapa hampir seluruh yang lewat, apakah berjalan kaki, naik sepeda motor atau mobil. Sebagian bahkan memakai topeng kertas dengan gambar Benni Warlis, kandidat Bupati Agam 2025-2030.
Mereka membagi-bagikan kalender tahun 2025 bergambar Mahyeldi-Vasco, stiker, dan booklet visi-misi kedua pasang Calon Gubernur-Wakil Gubernur Sumbar dan Calon Bupati-Wakil Bupati, khususnya yang diusung PKS.
Di saat yang sama melalui sound system yang cukup menggelar, juga dikampanyekan kedua pasangan calon pemimpin di Sumbar dan Agam untuk lima tahun mendatang tersebut.
Bagi yang semula kaget, akhirnya tahu, bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian kampanye Calon Gubernur-wakil Gubernur Sumbar Mahyeldi-Vasco dan Calon Bupati-wakil Bupati Agam Benni-Iqbal. Sebuah kejutan yang memunculkan ingatan dan kesan terhadap kedua pasang calon pemimpin itu.
Cara yang memang tidak gampang dilakukan di sepanjang pinggir jalan negara yang menurut Ilham, juga ketua DPRD Agam sudah mendapatkan izin dari pihak berkompeten, karena butuh perencanaan dan tenaga/relawan yang solid, cukup jarang dilakukan oleh paslon lain.
Menarik dan simpatik, karena orang-orang atau katakanlah relawan yang mengisi kegiatan flashmob itu, kendati sebagian besar terdiri dari kaum ibu-ibu, namun mampu melakukan komunikasi serta interaksi dengan orang ditemui.
Ekspressif. Melakukan kegiatan yang bisa dikategorikan singkat juga memerlukan seni (artistik). Tanpa dibekali dan memiliki keterampilan, tidak mudah menggelarnya. Bayangkan, dengan ratusan orang yang berjejar di pinggir jalan negara yang cukup ramai, karena saat hari pasar di Bukittinggi, meski sedikit tersendat, namun tidak menimbulkan kemacetan.
Semua yang hadir saat itu nampaknya sudah terkoordinir dengan baik, sehingga terlihat siapa melakukan apa atau apa dilakukan oleh siapa. Di tengah sebagian membagi-bagikan bagian alat peraga kampanye (APK), sebagian lagi melaksanakan tugas mengatur arus lalulintas, tanpa dibantu seorang pun petugas berkompeten.
Itulah ekspresi dari flashmob yang digelar oleh PKS yang mengusung dua pasangan kandidat kuat untuk calon pemimpin di Sumbar dan Agam. Bak kata orang tua-tua di Minang “nan lahia manunjuakan nan bathin”. Insya Allah.
Discussion about this post