Bukittinggi — Prosesi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang kini tengah berlangsung ternyata juga memiliki dampak secara ekonomis. Yang pasti, semua pasangan calon yang ikut berkontestasi pada helat politik ini butuh atribut alat peraga kampanye (APK). Bahkan jauh sebelum dimulai masa kampanye, APK para bakal calon sudah bertebaran di mana-mana.
Dapat diperkirakan, dari masa pengenalan diri bakal calon (balon) ini saja berapa rupiah yang dikeluarkan baik untuk pemilihan gubernur, bupati dan walikota beserta wakilnya yang merogoh kantong mereka untuk spanduk, baliho, banner maupun stiker.
Kini, setelah bacalon sudah menjadi calon sampai masa tenang nanti, sudah melakukan gerakan yang tentu saja membutuhkan dana untuk menarik simpati konstituen agar memilih mereka.
Sejauh mana secara ekonomis dari kegiatan yang tengah berlangsung itu, menarik untuk disimak dan dihitung berapa rupiah yang bisa mengalir kepada pelaku ekonomi kecil dan menengah khususnya.
Contohnya dari kegiatan blusukan yang dilakukan oleh pasangan nomor urut 3 calon Walikota dan Wakil Walikota Bukittinggi Erman Safar-Heldo Aura sejak mulai berlangsung. Ketika turun ke lapangan, pasangan ini baik turun sendiri-sendiri maupun berpasangan selalu diiringi oleh puluhan bahkan ratusan anggota tim kampanye dan relawan.
Setiap turun ke lapangan, Erman-Heldo tentu saja memikirkan kebutuhan minimal untuk makan siang dan ditambah kalau berlangsung malam hari. Makan disediakan langsung diserahkan di lapangan atau diberikan vaucher/kupon yang bisa diambil di rumah makan yang telah ditunjuk.
Salah satu diantaranya rumah makan Tan Marajo di Jl. Hamja, Lambau. Pemilik rumah makan sesuai nama/gelarnya Sutan Marajo mengakui merasa sangat terbantu karena dilibatkan dalam penyediaan nasi bungkus.
Menurut Tan Marajo, juga panggilan akrabnya, pemesanan nasi bungkus dengan vaucher sudah dilakukan sejak mulai ikut kontestasi Pilkada di kota Bukittinggi periode pertama dulu.
“Hanya pak Erman yang melibatkan rumah makan kami dalam pengadaan nasi bungkus, dengan jumlah yang lumayan. Ini sangat dirasakan bagi kami pelaku usaha kecil memengah di Bukittinggi,” Tan Marajo berucap gembira.
Memang, ulasnya, bagian tugas utama tugas walikota khususnya, adalah memperhatikan dan membantu UMKM di daerahnya. Yang menengah bisa menjadi besar, sedang yang kecil juga bisa meningkat jadi menengah bahkan jadi besar.
Tan Marajo menilai, Erman Safar ternyata tidak hanya memperhatikan pelaku UMKM ketika dalam proses atau tahapan untuk menjadi walikota, ketika dipercaya masyarakat sudah sama dilihat, Pemko Bukittinggi di bawah kepemimpinnya tetap “concern” memperhatikan rakyat termasuk dunia usaha.
“Tidak banyak atau bisa dikatakan langka seorang calon dan ketika sudah menjadi pemimpin, tidak hanya berjanji sebelum terpilih namun juga setelah terpilih benar-benar mewuudkan kepeduliannya kepada rakyatnya seperti Erman Safar ini,” tegas Tan Marajo.
Dan jika kembali terpilih kembali, Tan Marajo optimis bahkan yakin Erman Safar yang sejak dari kecil sudah merasakan pahit-getir hidup di Bukittinggi bersama orangtua dan saudara-saudaranya, tidak lupa kacang dengan kulitnya.
Di luar itu, ketika blusukan berlangsung dari tengah hari sampai sore, para pengikut Erman Safar atau Heldo juga tidak jarang yang mampir ke kedai-kedai kecil untuk beli minuman, makanan atau rokok. Itu berarti ikut menyentuh pedagang kecil. (Pon)
Discussion about this post