Bukittinggi — Sesuai dengan potensi yang dimiliki Bukittinggi, pembangunan yang pernah dilakukan, baik yang tertuang dalam RPJPD maupun RPJMD, meliputi empat sektor unggulan.
Strategi ini menurut bakal calon dan mantan Walikota Bukittinggi, H. M. Ramlan Nurmatias, SH. Dt Nan Basa, merupakan dasar serta penguatan pembangunan daerah untuk jangka panjang.
Empat sektor unggulan tersebut meliputi Bukittinggi sebagai Kota Wisata, Kota Pendidikan, Perdagangan Transito serta Kota Peristirahatan dan Pelayanan Kesehatan.
Kesemua fungsi unggulan tersebut, jelas Ramlan di hadapan pengurus dan anggota Paguyuban Pagurauan Lapau Kasiak, Gulaibancah, Jumat sore, tentu memerlukan dukungan infrasruktur dan sarana, sesuai masing-masing sektor.
Karena itu, tambah tokoh yang juga ketua DPD partai Demokrat Bukittinggi, pembangunan infrastuktur dan sarana tersebut, diperlukan sebagai modal investasi dalam pembangunan daerah dan masyarakat Kota Bukittinggi untuk jangka panjang.
Tanpa kondisi daerah yang memadai, sesuai fungsi unggulan tadi, akan membuat para pengunjung untuk sektor pariwisata misalnya, bisa berpindah ke daerah lain.
“Pada saat sarana pariwisata di Bukittinggi dalam kondisi baik, wisatawan lokal atau mancanegara akan datang ke sini. Sekarang bagaimana, wisatawan Malaysia contohnya, lebih memilih Bukittinggi sebagai objek kunjungan mereka, kini sudah beralih ke Bandung, bahkan sampai 7 sampai 8 pesawat,” tuturnya.
Demikian juga dalam sektor Kota Peristirahatan dan Pelayanan Kesehatan, bagi daerah yang sudah memiliki RSUD, ada yang bisa memberikan kontribusi bagi PAD mereka sampai Rp60 juta/tahun. Pembangunan RSUD Bukittinggi yang sudah cukup lama direncanakan, akhirnya baru terwujud pada masa kepemimpinan Ramlan sebagai Walikota Bukittinggi.
“Melalui RSUD yang terus ditingkatkan sarana, tenaga dan pelayanannya, kita memproyeksi memberikan pelayanan yang baik kepada warga kota, tapi juga bisa memberikan kontribusi terhadap PAD Bukittinggi,” tegasnya.
Sementara untuk sektor pendidikan, ulas Ramlan, selain menguatkan kurikulum baik nasional maupun lokal, menurut Ramlan, Pemko sesungguhnya juga memberikan bantuan kebutuhan pendidikan seperti pakaian lengkap bagi murid TK sampai SMP sederajat.
Termasuk tentu untuk sektor Perdagangan Transito, dengan banyaknya pengunjung yang datang ke Bukittinggi, secara otomatis akan menciptakan “simbosis-mutualis” terhadap dunia perdagangan.
Dengan pembangunan infrastruktur dan sarana kota tersebut, Ramlan meyakini, ibarat memberikan pancing kepada warga kota, tidak berupa ikan, yang hanya sekedar pelepas lapar dan dahaga sesaat. Setelah ikannya habis, warga harus putar otak kembali untuk mendapatkannya.
Paguyuban Pagurauan Lapau Kasiak sendiri merupakan kelompok warga dari berbagai tempat di Bukittinggi dan Agam. Selain bergurau sebagai sarana meningkatkan silaturrahmi, juga kelompok sosial melalui berbagai kegiatan, termasuk melaksanakan pemotongan hewan qurban setiap tahun. (Pon)
Discussion about this post