Bukittinggi — Pemerintah Kota Bukittinggi terus berupaya untuk mewujudkan Bukittinggi Hebat, di bidang kebersihan.
Guna merealisasikan hebat bidang Kebersihan ini, Pemko Bukittinggi sudah melakukan sejumlah program dan kegiatan, di antaranya dengan membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) termal dengan teknologi pirolisis.
Hal ini untuk mengatasi prodyksi sekitar 100 sampai 120 ton sampah per hari yang selama ini dikirim ke TPA regional Aia Dingin Kota Padang semenjak TPA regional Payakumbuh longsor.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH), terus berupaya mewujudkan Bukittinggi hebat di bidang kebersihan demi terwujudnya kota yang bersih, asri dan nyaman, baik bagi warga kota maupun pengunjung lokal, nasional maupun mancanegara.
Kegiatan lain berupa pemangkasan dahan kayu yang berpotensi akan mengganggu warga dan pengunjung, serta dapat merusak keindahan kota.
Kemudian pembersihan destinasi-destinasi wisata seperti Jam Gadang, tetap di kelola dengan baik sepanjang hari. Begitupun dengan taman-taman kota, dilakukan penyemprotan dan pembersihan.
Begitupun rutin berupa pengumpulan sampah-sampah rumah tangga warga kota. Di mana berdasarkan informasi dari DLH Kota Bukittinggi dimiliki sebanyak 38 unit becak motor, 12 unit mobil sampah L-300 Pick-up dan 18 unit mobil sampah dump truk. Di mana masing-masing unit telah diberi nomor dengan rute tertentu pula.
Pada tanggal 1 Agustus 2024, Walikota Bukittinggi, Erman Safar bersama sejumlah SKPD meninjau lokasi pembangunan TPST yang berada di kawasan kantor Dinas Lingkungan Hidup.
“Pembangunan TPST ini telah direncanakan pada 2023 lalu oleh Dinas Lingkungan Hidup. Melalui TPST ini, Bukittinggi dapat mengolah secara mandiri, sampah anorganik sekitar 40 ton per harinya,” jelas walikota pada saat itu.
Selain pembangunan TPST ini, Wako juga berharap agar masyarakat meningkatkan kesadaran untuk melakukan pemilahan serta pengolahan sampah organik secara mandiri. Dengan langkah itu, tentu volume sampah yang dihasilkan dan harus dibuang ke TPA semakin dapat diminimalisir.
Baru-baru ini, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) mengenai optimalisasi peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah, Jumat (23/8/24).
Acara FGD ini diselenggarakan di aula kantor DLH Kota Bukittinggi, yang dihadiri oleh para pengelola bank sampah, pengelola rumah maggot, dan pengelola rumah kompos.
FGD menganalisa gaya hidup masyarakat yang cenderung konsumtif membuat produksi sampah meningkat. “Kita berupaya mengurangi jumlah sampah itu dengan pengolahan yang sederhana,” ujar kepala Bapelitbang Sumbar, Drs. Youlius Honesty, M.Si.
Pengolahan sampah sederhana yang dibahas dalam FGD ini fokus pada sampah rumah tangga yang tergolong sampah organik. Sampah jenis ini dapat diolah menjadi pupuk melalui proses yang sederhana.
Salah satu solusi yang disampaikan oleh Asrar Fernando adalah penggunaan alat Solar Vio Digester untuk membantu pengolahan sampah rumah tangga, sehingga beban sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat ditekan.
Tujuan utama diadakannya FGD ini adalah untuk mengolah sampah rumah tangga sehingga tidak menambah jumlah produksi sampah harian di Kota Bukittinggi yang kini mencapai lebih dari 100 ton per hari, terang Kepala Bidang Pengelolaan Sampah LB3PK Kota Bukittinggi, Asrar Fernando, S.Kom, M.Kom. (Pon)
Discussion about this post