Oku Selatan — Pergantian kepengurusan PC NU Oku Selatan masa bakti 2019-2024 yang seyogyanya dilaksanakan pada bulan April 2024, dilangsungkan pada Jumat (23/8) di kediaman Sudiman warga NU setempat, agaknya diwarnai indikasi tak sehat.
Perhelatan pemilihan susunan pengurus masa bakti 2024-2029 melalui konferensi cabang, yang diselenggarakan di Desa Serakat Jaya Kec. Buay Pemaca, Kab. Oku Selatan, Sumatera Selatan itu dihadiri oleh 22 pengurus kecamatan se-Oku Selatan.
Kuatnya aroma kecurangan saat pemilihan terendus media Jumat siang itu. Tim investigasi media ini memantau, pengurus kecamatan dipanggil satu persatu oleh Malik yang menjadi salah satu kompetitor calon ketua PCNU Oku Selatan, menuju lantai dua bangunan itu sebelum pemilihan berlangsung.
Perihal itu dipertegas oleh sumber media ini yang meminta identitasnya dirahasiakan. Katanya ketua PCNU terpilih, Malik menawarkan satu buah amplop yang berisi uang kepada para peserta.
“Peserta itu dipanggil satu persatu ke lantai dua, lalu ditawarkan sebuah amplop berisi uang oleh Malik supaya suaranya nanti diberikan ke beliau saat pemilihan,” tutur sumber media mengkonfirmasi.
Selain itu awak media juga mendapatkan informasi, bahwa setingan dimulai dengan cara menandai kartu suara dengan cara menuliskan nama calon dengan ejaan yang berbeda beda untuk nama calon pesanan.
Peserta pemilih menulis nama calon dan memasukkan kertas suaranya ke kotak suara yang telah disiapkan panitia, dengan inisial tertentu yang ditulis pada surat suara.
Semisal membubuhi awalan ‘Pak’ sebelum menulis nama calon, seperti “Pak Malik” atau “Mas Malik”, atau “Malik” dan sebagainya.
Alhasil, dari dua nama calon yang diusung dalam kontestasi tersebut, Malik berhasil memenangkan kontestasi sebagai Ketua Pengurus Cabang NU Oku Selatan periode 2024-2029, mengalahkan rivalnya Zakwani.
Dalam keterangannya ke pihak media Malik mengklaim telah mendapatkan dukungan dari seluruh komponen yang ada di Nahdatul Ulama pengurus pusat.
Malik berhasil memperoleh kemenangan telak dari rivalnya Zakwani, dengan perolehan 14 suara dari 22 suara pengurus kecamatan yang hadir memberikan hak pilih.
Temuan investigasi tim di lapangan, masih dalam keterangan sumber media ini, team pemenangan pencalonan Malik disebut sebut mengutus KH I.S (Rois PCNU Okus terpilih) dan oknum pejabat kantor Kemenag (KUA Muara Dua).
“Kedua utusan tersebut mengaku suruhan pejabat tinggi PBNU Pusat yang malam itu berada di hotel kota setempat. Menemui Zakwani untuk melakukan intimidasi agar mengundurkan diri dari pencalonannya, sehingga Malik menjadi calon tunggal,” beber sumber ini.
Nahasnya permintaan tersebut ditolak Zakwani mentah mentah. Namun sepertinya Malik tidak habis akal, hingga melancarkan strategi kedua dengan cara bagi bagi amplop sebelum pemungutan suara berlangsung.
Awak media dan tim di lapangan mencoba mengkonfirmasi temuan saksi atas intimidasi sehari sebelum kontestasi pemilihan berlangsung. Namun Ketua PCNU Okus terpilih ini membantah tuduhan kecurangan yang ia lakukan.
Dalam balasan chatnya via WhatsApp, Malik berdalih bahwa tindakan yang ia lakukan adalah bentuk musyawarah dan mufakat.
“Apa relevansinya, kita ini ormas. Dalam pemilihan ya kayak gitu, intimidasi seperti apa, dalam NU mengajak musyawarah mufakat. Bukan intimidasi,” sebutnya.
Di akhir chating balasannya, ia meminta agar pewarta tidak menggangu internal NU, dan menyebutkan bahwa NU merupakan organisasi keramat.
“Saya ingatkan jangan ganggu-ganggu orang NU. NU organisasi keramat. Silahkan kalau sampean mau ganggu,” tukuk Malik dengan intonasi mengancam. (sry/tim)
Discussion about this post