Bukittinggi — Dalam pelaksanaan roda pemerintahan, tidak cukup hanya di kantor-kantor yang ada. Turun ke lapangan juga menjadi bagian penting memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Apalagi pelayanan di tingkat kelurahan. Tidak akan cukup kalau menunggu di kantor lurah, namun juga perlu turun ke lapangan.
Keseimbangan pelayanan antara administrasi dan aspirasi bagi lurah Koto Selayan, Kecamatan Mandiangin Koto Salayan (MKS), Ferizal, SH, dt. Palimo, dirasa belum cukup hanya dengan menunggu masyarakat yang mebutuhkan pelayanan di kantor saja.
Karena menurutnya, pelayanan yang diberikan kepada masyarakat tidak hanya di kantor saja yang terbatas waktu dan urusannya.
“Karena itu, untuk menyeimbangkannya, diperlukan turun ke lapangan secara periodik dan sesuai dengan kondisi serta tradisi masyarakat,” ulas lurah.
Lalu bagaimana sistim atau polanya. Yang menjawab justru bintara pembina desa (babinsa) Serka Suyatno, yaitu dengan 3 Au.
Tiga 3 Au menurut Suyatno adalah dengan mendatangi lapau-lapau (kedai), ke surau dan bagurau. Itu dilakukan dengan menyertakan mitra pemerintahan kelurahan seperti Babinsa dan Babinkamtibmas.
Melalui kegiatan tersebut, tambah Ferizal, saat bertemu masyarakat bisa berkomunikasi dan saling memberi informasi kondisi pemerintahan dan masyarakat itu sendiri.
“Pertemuan non formal dengan dan masyarakat, diharapkan tercipta komunikasi serta interaksi antara aparat dan warga,” sebut Ferizal.
Sehingga melalui kegiatan-kegiatan tersebut di atas, kelancaran roda pemerintah dan pelayanan bisa berjalan seimbang di kelurahan Koto Salayan. (Pon)
Discussion about this post