Oku Selatan — Untuk menempuh lokasi dusun 3 dan 4 dusun Talang Kacang, yang berbatas langsung dengan Desa Karang Agung, Kecamatan Simpang, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, harus menempuh perjalanan dengan kendaraan roda dua, jarak lokasi hingga 7 km dari jalan kabupaten desa Jagorago-Gemiung.
Mendapati kondisi dusun yang terkesan terisolir dari desa desa tetangga,
tim pewarta bersama LSM Gerakan Rakyat Oku Selatan mencoba beraudiensi mendengarkan keluhan warga dusun Kacang Piring perihal minimnya pembangunan sarana dan prasarana jalan, jembatan, penerangan, telekomunikasi (jaringan internet) dan air bersih, hampir tidak terlihat. Secara kasat mata yang tampak hanya kondisi kampung yang sunyi, jalan masih tanah, tak ada signal internet.
Padahal dalam Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Nomor 7 Tahun 2023 tentang rincian prioritas penggunaan dana desa pada Bab III Pasal 4 huruf B, dijelaskan penggunaan dana desa dengan memprioritaskan pembangunan sarana dan prasarana desa, termasuk di dalamnya pembangunan sarana dan prasarana penunjang diantaranya pembangunan jalan dan jembatan.
Namun menginjak periode kedua Kepala Desa Lubar Herni Johan menjabat, banyak hal pembangunan dikeluhkan warga. Salah satunya sarana jalan akses penghubung antar desa belum memadai.
Kondisi di lapangan untuk menempuh dusun III dan IV yang berjarak hingga 7 km dengan menggunakan kendaraan roda dua, tim media ini menelusuri jalan tanah penuh lobang dan tak terurus.
Kubangan air sisa hujan serta lumpur di badan jalan yang belum diaspal sangat menyulitkan perjalanan menuju dusun III dan IV Desa Lubar, Kec. Simpang, Kab. Ogan Komering Ulu Selatan, Sumatera Selatan.
Tak tersentuhnya pembangunan dibuktikan dengan keberadaan salah satu jembatan pada dusun tersebut, yang diaku warga didanai oleh iuran warga serta dikerjakan dengan swadaya tanpa sentuhan dan bantuan dana pemerintah desa.
Bahkan susahnya akses menuju lokasi, tak jarang aksi begal dan rampok terhadap warga setempat kerap terjadi, mengintai keselamatan warga yang melewati perlintasan jalan yang terlihat sepi, tanpa penerangan jalan, prasarana yang memadai.
Mendapati sebuah rumah di dusun IV, tim beraudiensi dengan warga dusun setempat, sebut saja Pak Sujono (nama samaran). Di sana tim disuguhkan keluhan dan harapan terhadap kondisi kampung mereka.
Diceritakan Sujono bahwa dengan situasi dan kondisi fasum yang serba minim menjadikan kampung mereka sulit diakses. Susahnya jaringan internet dan air bersih adalah pemandangan sehari hari. Lebih jauh dikatakan Sujono, bahwa beberapa minggu lampau telah terjadi pembegalan dengan senjata tajam hingga menyebabkan cedera luka korban begal motor.
“Terkadang kami takut untuk keluar rumah, mengingat pelaku begal dan rampok berkeliaran di sekitar kampung.
Saya sendiri merasa dihantui rasa takut dan was was mengingat akhir akhir ini perampok dan begal kerap beraksi di jalan dan rumah rumah penduduk,” terang Sujono.
Kondisi jalan desa penghubung ke jalan kabupaten belum layak untuk dilewati. Jikala hujan, sambung Sujono, untuk mencapai akses ke desa tetangga kami harus berjibaku dengan jalan licin penuh lumpur dan berlobang.
Menceritakan kondisi kampung mereka yang rawan tindak kejahatan. Tim menemukan pemandangan yang tak lazim, instalasi kabel listrik tanpa tiang- tiang PLN adalah pemandangan yang biasa bagi warga setempat. Kabel listrik tegangan tinggi dipasang pada kayu penyangga dan pohon pohon sekitar rumah.
Terang saja kabel kabel milik PLN tersebut terpasang
mengintai keselamatan warga jika pohon tersebut roboh.
Letak geografis dan kondisi kampung dusun III dan IV berbanding terbalik dengan dusun I dan II Desa Lubar yang letaknya di Jalan Lintas Batu Raja-Ranau.
Ditemui di kediamannya Jalan Lintas Ranau-Batu Raja, Kades Lubar, Herni Johan membantah tidak adanya pembangunan pada dusun tersebut. Dalam wawancaranya dengan tim media dan LSM Gerakan Rakyat, kades yang telah menjabat selama tujuh tahun ini (menginjak periode kedua), menjawab dengan santai apa apa yang menjadi keluhan warga dusun III dan IV.
Dia menyebut bahwa keluhan tentang jalan desa masih dalam tahap perencanaan anggaran tahun ke depan. Dalam kesempatan itu juga disampaikan kades, perihal pencapaian kinerja pembangunan yang telah pemdes laksanakan satu periode yang lalu.
Semenjak ia menjabat, katanya, sudah dibangun jalan lingkar desa, pembebasan lahan jalan desa dan bantuan sapi kepada kelompok kelompok tani di wilayah warga binaannya.
“Beberapa waktu lampau kami telah melakukan pembebasan lahan untuk jalan akses menuju dusun III dan IV itu.
Bantuan masing masing empat sapi untuk dua kelompok tani binaan dan akan kami anggarkan ke depan sebanyak 3 ekor sapi lagi, dari rencana awal 11 ekor sapi,” jelas kades Erni Johan.
Kades menapik tuduhan belum tersentuhnya pembangunan jalan desa, sebagaimana harapan masyarakatnya. “Jalan itu bukanlah tanggung jawab desa tetapi tanggung jawab kabupaten, dan itu telah kita akomodir untuk disampaikan kepada pihak terkait (Pemkab Oku Selatan) untuk dibangun. Ya’ tentu dalam hal ini kita harus menunggu proses karena masalah ini pengajuannya berjenjang,” sanggah kades.
Kades melanjutkan, untuk jalan setapak penghubung antar dusun III dan IV akan dianggarkan pada tahun berikutnya. “Tapi bukan di tahun anggaran 2024 ini.
Hal tersebut telah disampaikan di forum rapat warga bersama BPD dan perangkat desa lainnya waktu lampau,” katanya.
Diaku kades, bahwa pelaksanaan pembangunan telah dilakukan mulai dari pembebasan lahan untuk jalan hingga pembangunan sarana kesehatan (Polindes) yang keberadaan ada di dusun IV.
“Untuk bantuan ketahan pangan dari pemerintah sudah kami salurkan berupa bantuan sapi kepada kelompok kelompok tani desa setempat, yakni Kelompok Tani Amanah sebanyak 4 ekor dan Kelompok Tani Berkah sebanyak 4 ekor dari perencanaan awal 11 ekor sapi. Sisanya sebanyak 3 ekor sapi lagi untuk anggaran tahun ke depan,” urai Erni Johan.
Dalam keterangannya dengan LSM Gerakan Rakyat, Kades Lubar terpilih kembali di periode kedua ini menyampaikan, bahwa untuk prasarana jalan antar dusun akan dianggarkan kembali di tahun mendatang, kades berharap adanya sinergitas antara warga dengan pemerintah desa dapat terjalin baik, proaktif warga sangat diharapkan dalam perencanaan pembangunan ke depan.
“Harapan saya ke depan agar warga bergotong royong membangun infrastruktur tersebut (swadaya warga). Jangan hanya menunggu dari kades. Segala keluhan warga bisa disampaikan melalui Musrenbang desa kepada perangkat desa lainnya. Bisa langsung kepada saya sebagai kepala desa, kita kan ada rapat musyawarah desa, warga dapat menyampaikan aspirasinya,” terang sang kades.
Perihal jalan yang belum terkena pembangunan, kades berdalih bahwa jalan yang dikeluhkan warga untuk akses penghubung desa tetangga, menuju jalan Jago Rago merupakan tanggung jawab pemerintah daerah.
“Klaim terhadap pembangunan jalan lingkar dusun telah dibuat, perihal penerangan itu adalah tanggung jawab PLN dan kami telah upayakan agar diberikan tiang yang layak. Namun semua butuh proses,” tutup Erni Johan. (Sry)
Discussion about this post