Sarolangun, Jambi — Paket kegiatan PUPR Kabupaten Sarolangun tahun anggaran 2024, terlihat di lapangan diduga banyak kegiatan terkesan amburadul dan tabrak spesifikasi, Rabu (24/07/24).
Seperti pengerjaan rabat beton Bina Marga PU PR Sarolangun, terlihat beberapa proyek kegiatan tampak jelas di lapangan hanya menggunakan material sirtu, diduga agregat kasar hanya sampel terlihat sekedar berupa tumpukan kecil, jelas diduga tidak sesuai perbandingan campuran.
Hal itu tak seperti yang dijelaskan beberapa waktu lalu oleh Andi selaku PPTK kegiatan, dijelaskan material digunakan sesuai spesifikasi.
“Agregat kasar dan batu tersaring, bang,” jelas PPTK melalui telpon beberapa waktu lalu.
Menyusuri pernyataan Andi selaku PPTK, wartawan media ini investigasi banyak kegiatan rabat beton Bina Marga PUPR Kabupaten Sarolangun.
Benar saja, amat disayangkan terlihat fakta di lapangan agregat kasar dan batu tersaring seperti disampaikan PPTK beberapa waktu lalu, terindikasi nyaris tidak ditemukan.
Terlihat jelas di lapangan, di setiap lokasi titik di mana rabat beton dikerjakan, material yang ada sirtu bukan batu tersaring.
Dan mirisnya lagi, agregat kasar hanya berupa tumpukan atau hanya onggokan kecil saja. Agregat kasar terindikasi hanya contoh atau sampel, jika dilihat setiap kegiatan rabat beton hanya menggunakan beberapa kubikasi saja.
Tentu jika untuk campuran, perbandingan campuran harus jelas. Namun perbandingan material sirtu dan agregat kasar di lapangan patut dipertanyakan.
Selain indikasi tabrak spesifikasi, terlihat dalam pengerjaan rabat beton juga diduga ada indikasi oknum rekanan “curi volume”.
Di mana dalam pengerjaan di lapangan, badan jalan yang akan dikerjakan rabat beton usai dipasang mal (papan cor kiri -kanan). Sesuai spesifikasi ketinggian Rabat beton 15 cm.
Amat disayangkan, oknum rekanan nakal diduga dengan sengaja lakukan trik tertentu guna meraup keuntungan pribadi, pengurangan volume fisik atau “maling volume” .
Badan jalan setelah dipasang mal, dasar jalan ditaburi material pasir dan batu (sirtu) dengan ketebalan bervariasi hingga perkiraan tebal capai 5 cm. Lantas setelah ditebar sirtu, dibentang terpal/perlak hitam lapis dasar di atas taburan sirtu, lantas kemudian dilakukan pengecoran rabat beton.
Jelas terlihat dengan sistim atau trik oknum rekanan nakal tersebut, diduga kuat ketebalan rabat beton yang seharusnya sesuai spesifikasi tinggi 15 cm. Jadi berkurang sekian cm.
Hingga berita ini tayang, banyak dugaan proyek terkesan tabrak spesifikasi dan kurang volume.
Ketika kembali dikonfirmasi hal tersebut kepada Aulia Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga (BM) PUPR Kabupaten Sarolangun selaku PPK, terkesan enggan berikan tanggapan, selalu lempar ke PPTK sementara PPTK sulit dihubungi maupun ditemui.
“Coba konfirm PPTK dulu,” jawab kabid singkat, Selasa (23/07/24).
(Pen)
Discussion about this post