Hari ini kita lihat bagaimana manusia berlomba-lomba dan bernafsu untuk mengejar harta dan jabatan/kehormatan. Padahal inilah 2 hal yang dapat merusak agama manusia. Lebih pula dari kerusakan yang ditimbulkan oleh serigala yang merobek seekor kambing untuk dimangsa.
Sangat sesuai apa yg disampaikan oleh Nabi SAW. Dari Ka’ab bin Malik Al-Anshari Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلاَ فِي غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ
“Dua ekor serigala yang lapar kemudian dilepas, menuju seekor kambing, (maka kerusakan yang terjadi pada kambing itu) tidak lebih besar dibandingkan dengan kerusakan pada agama seseorang yang ditimbulkan akibat ambisi terhadap harta dan kehormatan/jabatan,” (HR Ahmad, Nasa’i, Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
Dalam Al quran Allah SWT juga berfirman bahwa Ambisi/nafsu manusia itu pada harta : Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). QS Al Imran : 14.
Faktanya kita lihat hari ini, demi ambisi dan nafsu akan harta manusia kadang mau mengorbankan orang lain bahkan saudara dan kawan sendiri. Seorang anak tega menuntut ayah dan ibu kandungnya sendiri ke pengadilan gara-gara harta warisan. Sebagaimana yang kita dengar di media. Saudara kandung dengan saudara kandung bisa bermusuhan gara-gara harta. Teman dekat bisa berkhianat gara-gara harta.
Bak kata pepatah, menuhuk kawan seiring, menggunting dalam lipatan. Manusia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta termasuk menipu, mengambil hak orang lain, korupsi, berjudi dan lain-lain untuk mendapatkan harta. Manusia melupakan nilai-nilai agama, dan prinsip prinsip moral demi mendapatkan ambisinya akan harta. Tak peduli kawan atau lawan semua akan dilibas demi ambisi akan harta.
Termasuk ambisi terhadap kekuasaan. Membuat manusia juga lupa diri. Demi untuk berkuasa mereka melupakan agama sebagai mana sabda Nabi SAW di atas. Demi untuk berkuasa, dapat jabatan dan kehormatan, orang yang memberi amanah, rakyat yang memilih bahkan kawan yang menjadi sekutu/segajah selama ini pun dilupakan. Manusia menjadi lupa diri dan gelap mata karna jabatan dan kehormatan. Karena terbayang berapa nikmatnya ketika memiliki jabatan dan kehormatan yang membuat orang lain tunduk dan memuji-mujinya.
Memang betul sekali apa yang dikatakan oleh Nabi SAW, demi ambisi buta terhadap harta dan jabatan/kehormatan manusia bisa rusak agamanya. Akan tetapi tidak berarti manusia menjauhi harta dan jabatan. Justru harta dan jabatan itu berguna jika di tangan orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Mereka akan menjadikan harta dan jabatan itu sebagai alat dan sarana untuk beribadah, berdakwah dan menjadi khalifah Allah di muka bumi ini.
Tujuan dan keinginan mereka untuk harta dan jabatan bukan untuk kesenangan dunia tapi karena Allah SWT. Terbukti dari cara mereka mendapatkan harta dan jabatan tidak dengan menghalalkan segala cara. Tidak dengan menipu, mengambil hak orang lain, mengadu domba, curang, khianat dan sebagainya. Mereka akan berjuang untuk mendapatkan harta dan jabatan itu dengan cara yang diridhai Allah SWT. Sebagaimana Rasulullah SAW dan para sahabat berjuang dan berjihad untuk mendapatkan harta yang halal dan jabatan/kekuasaan.
Kemudian setelah harta dan kekuasaan mereka dapatkan, mereka gunakan untuk menafkahi keluarganya, berbakti pada orangtuanya, berdakwah dan membantu sesama, membangun mesjid, berinfak, sedekah, memberi makan anak yatim dan orang miskin, membangun lembaga pendidikan islam, membiayai dakwah ke daerah terpencil, memberangkatkan Haji dan Umroh orang yang tidak mampu, dsb. Mereka gunakan harta dan jabatan tadi memang untuk kebermanfaatan bukan semata-mata untuk kesenangan dunianya.
Semoga Allah SWT jauhkan kita dari ambisi buta untuk mendapatkan harta dan jabatan. Jauhkan kita dari fitnah, 2 hal yang akan dapat merobek dan merusak agama seseorang ini, yang dahulunya beriman bisa berubah karna harta dan jabatan ini. Laahaula wala quwwata illa billhil aliyyil azhim. Wallahu alam bishshawab.
Discussion about this post