Bukittinggi — Pasokan air bersih ke kota Bukittinggi, memang masih fluktuatif, mamun Direktur PDAM Tirta Jam Gadang Bukittinggi, Budi Suhendra, meyakinkan kebutuhan akan terpenuhi dengan baik bagi pelanggan.
Budi menjelaskan beberapa faktor penyebab terhentinya penghentian sementara, seperti kondisi cuaca dengan intensitas hujan tinggi yang mengakibatkan kekeruhan udara baku melebihi ambang batas sehingga sistem operasional terpaksa dihentikan.
Penyebab lainnya adalah perbaikan pipa bocor, seperti yang terjadi hari ini, Kamis (27/6/2024) sore, di kawasan simpang Jambu Air batas kota tersebut.
Dalam situasi jalan macet, Budi turut mengawal tim teknik distribusi dalam perbaikan pipa 300 mm PVC, salah satu pipa induk PDAM. Pihaknya selalu siap siang maupun malam untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi sekitar 10.100 pelanggan aktif di Kota Bukittinggi.
Terkait ketersediaan air bersih, Budi mengakui bahwa saat ini PDAM Tirta Jam Gadang mengalami defisit sekitar 160 l/dt. Namun, dengan sistem manajerial yang ada, kondisi tersebut masih dapat dikendalikan.
Budi, yang merupakan direktur utama PDAM Bukittinggi dari internal PDAM dan sebelumnya menjabat sebagai kepala bagian teknik, menambahkan bahwa masalah mendasar di perusahaan selain kekurangan kapasitas air baku adalah tingkat kehilangan udara yang masih tinggi akibat usia rata-rata pipa yang sudah sekitar 30 tahun.
“Kami optimis semua permasalahan yang sudah menahun ini dapat segera diselesaikan karena Pemerintah Kota Bukittinggi bersama PDAM sangat aktif berkomunikasi dengan pusat terkait penyelesaian masalah Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Bukittinggi,” ujar Budi.
Dukungan penuh dari Walikota Bukittinggi sebagai Kuasa Pemilik Modal (KPM), menurut Budi terkait peningkatan pelayanan PDAM juga sangat membantu.
Ia juga meminta dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan, khususnya masyarakat Bukittinggi, atas upaya dan upaya yang sedang dilakukan dalam menyediakan kebutuhan air minum di kota wisata ini. (Pon)
Discussion about this post