Agam — Akibat pengalihan lalu lintas jalan Padang-Bukittinggi (via Malalak) pasca putusnya akses jalan di Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar, setidaknya sepanjang kurang lebih 9 kilometer ruas jalan Padang Luar hingga Simpang Malalak (ruas Manggopoh-Padang Luar P.025) mengalami kerusakan cukup parah.
Hal ini menyebabkan terganggunya kelancaran lalu lintas kendaraan, sehingga kemacetan pun tak terhindarkan. Menurut keterangan salah satu masyarakat yang bernama Rizal kepada wartawan yang melintas Selasa (25/06) di jalan tersebut, hampir 4 jam waktu yang dihabiskan untuk mencapai dari Simpang Padang Luar hingga Simpang Malalak.
“Saya dari pukul 9 pagi tadi sudah masuk dari Simpang Padang Luar, dan ternyata saat saya sampai di sini (Simpang Malalak) tau-tau saat melihat jam tangan waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang saja. Betul-betul luar biasa kemacetan yang terjadi di ruas jalan ini,” katanya.
Rijal juga mengatakan bahwa seharusnya pemerintah segera melakukan perbaikan dan pelebaran jalan, karena menurutnya kendaraan besar yang juga ikut melewati jalan tersebut sangat menyita badan jalan.
“Kalau kendaraan truk besar tersebut sempat berselisih, waaah… inilah yang membuat kemacetan terjadi Pak, ditambah hampir seluruh badan jalan ataupun bahu jalan memiliki lubang-lubang besar yang membuat kendaraan kecil harus memapah laju jalannya agar tidak tersangkut,” keluhnya pada wartawan.
PPTK Dinas Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR) ruas P.025-P.090, Angke Dwila Junifa kepada wartawan mengaku, memang kondisi ruas jalan di bawah pengawasannya tersebut saat ini rusak parah akibat pengalihan arus lalu lintas yang terjadi, namun pihaknya sudah bergerak untuk melakukan perbaikan.
“Memang kondisi tersebut kita akui, namun sejak Senin (24/06) kemarin kita sudah lakukan upaya penimbunan dengan cara menghampar sirtu pada badan jalan dan yang lebih difokuskan ke bahu jalan yang rata-rata berlobang akibat terlindas ban kendaraan-kendaraan bertonase tinggi,” katanya.
Menurut Angke, pihaknya saat ini hanya bisa melakukan penimbunan menggunakan material bukan aspal, mengingat pada ruas tersebut nantinya akan dilakukan overlay kontrak.
“Untuk klas timbunan saat ini, berapapun volume kubikasinya memang tidak kita batasi, sebab ada di beberapa titik bahu jalan yang bisa jadi berulang kali kita lakukan penimbunan. Yang penting kita upayakan sepanjang jalur jalan antara Simpang Padang Luar hingga Simpang Malalak tersebut, kembali lancar dilalui oleh seluruh jenis kendaraan yang mengarah ke Padang,” jelasnya.
Dikatakan bahwa benar jalur antara Simpang Padang Luar hingga Simpang Malalak yang masuk pada ruas P.025 tersebut diperkirakan kurang lebih 9 kilometer, hanya memiliki lebar rata-ratanya sekitar 4 meter, dan inilah salah satu faktor terjadinya kemacetan ketika kendaraan besar melewati jalan tersebut.
“Kita tentu tidak bisa membatasi jenis kendaraan yang melintas di sana sebab saat ini satu-satunya akses jalan penunjang ekonomi dari Ibukota Propinsi Sumbar menuju wilayah barat hingga ke propinsi lain (Riau, Sumut, Aceh) yang terdekat itu ya di jalur tersebut pasca putusnya ruas jalan di Lembah Anai,” paparnya.
Mengenai adanya beberapa pipa PDAM dan dam jalan yang patah akibat ban kendaraan besar yang berselisih yang mengakibatkan menyemburnya air PDAM dan tali bandar ke badan jalan, menurut Angke ini juga menjadi problem yang akan pihaknya selesaikan.
“Mudah-mudahan dalam waktu cepat dapat kita upayakan untuk menyelesaikannya, namun yang terpenting saat ini Kita akan bekerja secepat mungkin untuk menutup lobang-lobang jalan dan bahu jalan yang ada terlebih dahulu, sehingga kelancaran lalu lintas pada ruas jalan tersebut bisa kembali normal,” pungkasnya. (Jhon)
Discussion about this post