Bukittinggi — Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Bukittinggi, menjadi bagian dalam penanggulangan bencana banjir bandang lahar dingin gunung Marapi. Bahkan sampai saat ini sampai berakhirnya masa tanggap darurat, BPBD Kota Bukittinggi masih menempatkan petugas dan peralatannya di beberapa titik wilayah bencana di kabupaten Agam.
Dibalik tugas perbantuan bencana ke wilayah Agam tersebut, menurut Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Bukittinggi, Zulhendri didampingi Kasi Kedaduratan, Fauzan, di kantornya Rabu (29/5) menjelaskan, pihak mendapat berkah tersendiri berupa bantuan 10 buah tenda keluarga berukuran 3 X 3 meter, bisa ditempati oleh 6 sampai 8 orang.
Menurut Kalaksa, BPBD Bukittinggi memang masih minum peralatan seperti tenda khususnya, baik untuk penampungan warga atau ukuran keluarga terkena bencana.
“Kalau terjadi bencana di kota Bukittinggi misalnya, yang mengharuskan warga dari rumahnya, BPBD kesulitan menyediakannya,” ulas Fauzan.
Tenda itu sendiri, kata Fauzan, tidak hanya dibutuhkan pada saat bencana, namun juga untuk mendukung kegiatan OPD atau kelompok masyarakat, seperti Jambore dalam bentuk perkemahan.
Cobtohnya kegiatan Dinas Sosial yang butuh empat buah tenda besar untuk mendukung kegiatan, BPBD Bukittinggi hanya memiliki dua buah. Itu pun hanya satu buah yang layak pakai.
Karena itu, Zulhendri dan Fauzan sangat bersyukur mendapat bantuan 10 buah tenda untuk penampungan keluarga. Bantuan itu pun sebenarnya diperuntukan bagi BPBD Kabupaten Agam yang awalnya menerima 40 buah.
“Meski hanya kecipratan dari bantuan BNPB untuk Agam, namun itu sangat bermanfaat bagi BPBD Kota Bukittinggi,” ucap Zulhendri dan Fauzan. (Pon)
Discussion about this post