Bukittinggi — Pemerintah Kota Bukittinggi sejak tahun 2022 lalu, telah menerapkan muatan lokal Budaya Adat Minangkabau (BAM) bagi pelajar SD dan SMP Negeri sederajat se Kota Bukittinggi. Selain itu juga diajarkan Program Unggulan Pendidikan Bukittinggi (PUPB) yaitunya: Aqidah akhlak, Fiqih, Bahasa Arab dan Sejarah Islam.
Dalam penerapannya, Pemerintah Kota Bukittinggi berkolaborasi dengan Niniak Mamak, Tokoh Adat dan Bundo Kanduang. Sebanyak 33 Orang dari Tokoh Adat di Bukittinggi, menjadi guru tamu untuk mengajarkan BAM di seluruh SD dan SMP khususnya di sekolah Negeri.
Program muatan lokal itu, diberikan untuk membekali generasi muda Bukittinggi dengan kekuatan iman yang dibalut dengan adat budaya Minangkabau.
Walikota Bukittinggi Erman Safar, beberapa waktu lalu menegaskan, diseluruh SD dan SMP Negeri se Kota Bukittinggi, pelajar diwajibkan belajar Budaya Alam Minangkabau (BAM), Fiqih, Sejarah Islam, Aqidah Akhlak dan Bahasa Arab.
“Alhamdulillah, ini adalah tahun kedua para pelajar kita diberikan tambahan untuk mengisi dada dan pikiran mereka dengan agama dan nilai-nilai adat budaya. Semoga dengan ini generasi muda kita siap untuk menghadapi masa depan dan terhindar dari pengaruh negatif perkembangan zaman,” tambah orang nomor satu di Kota Jam Gadang ini.
Sementara Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi, Herriman menyatakan, materi ini diberikan langsung oleh Tokoh Adat, Niniak Mamak, Bundo Kanduang Cadiak Pandai, Para pemuka adat dan agama itu, langsung menjadi guru tamu bagi para pelajar. “Hal ini ditujukan agar ilmu adat didapat langsung dari narasumber yang kompeten di bidangnya,” ungkap Herriman.
Guru tamu dari kalangan Tokoh Adat memberikan materi pembelajaran BAM di salah satu sekolah di Kota Bukittinggi.
Salah seorang guru tamu, yaitunya Sy. Dt. Mangkuto Alam menyatakan, sebagai langkah awal, program unggulan Pemko Bukittinggi ini sangat bagus, untuk menciptakan generasi muda yang beradat dan memahami agama, sesuai falsafah Minangkabau yaitunya Adat basandi Syara’, Syara’ basandi kitabullah.
“Semoga program Pemko ini tetap berlanjut, dan dalam hal ini peran keluarga yaitunya orang tua siswa sangat diharapkan guna tercapainya sasaran yang dituju. Karena madrasah surau adalah rumah tangga,” ujar salah seorang niniak mamak di “Kurai” ini.
Sejumlah warga Bukittinggi juga menilai, dengan adanya program unggulan pendidikan kota Bukittinggi ini, hasilnya pun mulai terlihat. Anak-anak, sekarang sudah mulai mempraktekkan budaya Minang.
Mereka mengharapkan dengan adanya kolaborasi antara tokoh adat bersama pemerintah, dapat melahirkan generasi muda Bukittinggi yang hebat. (Pon)
Discussion about this post