Arosuka – Dalam beberapa waktu terakhir, Kabupaten Solok dilanda berbagai bentuk bencana. Mulai dari tanah longsor, banjir bandang hingga jalan amblas. Bencana merusak berbagai infrastruktur milik daerah.
Sejak akhir Desember 2023, tercatat lebih kurang 19 bencana alam di Kabupaten Solok. Penanggulangan dampak bencana menjadi prioritas bagi Pemkab Solok, sebab infrastruktur sangat penting dalam mendukung ekonomi masyarakat.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Solok, Efia Vivi Fortuna, mengatakan, longsor terjadi di berbagai titik di wilayah Kabupaten Solok. Mulai dari Longsor di Nagari Aia Dingin, Ujuang Ladang Koto Sani, Nagari Koto Laweh dan Selayo Tanang hingga Nagari Katialo di utara Kabupaten Solok.
Selain itu, juga terjadi longsor di Sibarambang, Kuncir, Paninjauan dan Sulit Air. Selanjutnya longsor di Nagari Sumiso, Garabak Data, Nagari Taruang-Taruang, Sariak Alahan Tigo dan sejumlah titik longsor lainnya.
Sementara itu, bencana banjir bandang sempat melanda Nagari Surian. Kemudian di Kecamatan Lembang Jaya dan juga sejumlah daerah lainnya. Banjir tidak hanya berdampak pada rumah warga, namun juga fasilitas penting daerah.
“Pemkab Solok selalu bergerak cepat menangani bencana alam. Penanganan kerusakan fasilitas dilakukan dengan alat berat berupa Ekskavator, Excavator mini, Backhoe loder, dan dum truk yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Solok,” ungkap Vivi, Minggu (19/5/2024).
Menurutnya, keberadaan alat berat yang menjadi program Bupati Epyardi Asda sangat sesuai dengan kebutuhan daerah. Mengingat, daerah Kabupaten Solok cukup rentan dengan terjadinya bencana alam, utamanya longsor.
“Sekiranya kita tidak memiliki alat berat yang memadai, dapat dibayangkan, betapa repotnya dalam penanganan musibah bencana alam yang terjadi silih berganti. Mungkin kita akan sewa dulu, atau mengharapkan bantuan dari daerah lain dulu, tentu masyarakat kita akan semakin menderita dalam kesulitan,” sebut Vivi.
Dalam penanganan bencana yang terjadi menurut Vivi lagi, pihaknya juga selalu berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya. Mulai dari Dinas Sosial, Dinas Kesehatan serta BPBD.
“Sesuai arahan pimpinan, dalam setiap penangan bencana kita selalu berkoordinasi dengan OPD terkait, terutama Dinas Sosial, BPBD Kabupaten Solok dan Dinas Kesehatan,” katanya.
Dalam penanganan bencana, Dinas PU fokus pembenahan infrastruktur terdampak secepat mungkin. Sementara Dinas Sosial menyediakan bantuan tenda hingga logistik bantuan untuk masyarakat.
Sementara Dinas Kesehatan melakukan penanganan kesehatan masyarakat terdampak. Dan BPBD turun lebih awal melakukan assessment serta penyelamatan masyarakat, pencarian korban jika ada.
“Pokoknya setiap ada bencana kita di Kabupaten Solok, selalu bergerak bersama, satu komando, dan tidak sendiri-sendiri,” bebernya.
Khusus di bidang infrastruktur, langkah awal dalam penanganan darurat bencana dengan menurunkan alat berat agar semua akses yang terdampak bisa dibuka secepat mungkin.
Kemudian, penanganan tahap kedua adalah pasca bencana yang bersifat permanen yang juga akan dilakukan secepatnya. Karena penanganan yang bersifat permanen memerlukan anggaran dan biaya yang cukup besar.
“Penanganan bersifat permanen, Dinas PUPR perlu membawa permasalahan ini kepada TAPD untuk dibahas pengalokasian anggarannya yang kemudian juga akan dibahas bersama DPRD Kabupaten Solok,” tutupnya. (Cha)
Discussion about this post