PADANG – Pasca musibah banjir bandang yang melanda 3 daerah di Sumbar pada Sabtu malam (11/5) lalu. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) melalui BPBD Sumbar terus melakukan koordinasi dengan BPBD daerah setempat guna memperoleh data dan informasi terkait jumlah korban dan luas wilayah yang terdampak.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah menyampaikan berdasarkan laporan sementara yang dihimpun oleh BPBD Sumbar per Pukul 14.00 WIB. Jumlah korban meninggal dunia sebanyak 34 orang, dengan rincian 16 orang di Kabupaten Agam dan 18 orang lainnya di Kabupaten Tanah Datar.
“Selain itu, kami juga menerima laporan ada sebanyak 5 orang masyarakat yang hingga siang ini, statusnya hilang. Sementara untuk korban luka-luka berjumlah sebanyak 16 orang, sekali lagi ini masih data sementara ya,” jelas Gubernur Mahyeldi di Padang, Minggu (12/5/2024).
Mahyeldi juga mengatakan, berhubung saat ini proses evakuasi dan pencarian korban masih berlangsung di lapangan. Maka potensi pergerakan data ini masih sangat terbuka.
Lebih lanjut ia menuturkan, terkait luasan wilayah yang terdampak pada 3 daerah yang terkena bencana. Pihaknya mencatat, di Kabupaten Agam terdapat 4 kecamatan yang terdampak, di Kabupaten Tanah Datar ada 2 kecamatan yang terdampak. Sedangkan di Kota Padang Panjang ada 1 kecamatan yang terdampak.
Dikatakannya, hingga saat ini pihaknya bersama sejumlah pihak terkait di lintas instansi, masih terus melakukan koordinasi dan komunikasi. Baik terkait langkah penanganan dan pencarian korban maupun terkait upaya perlindungan terhadap para pengungsi dan kelompok usia rentan.
“Kita bersama sejumlah pihak terkait telah mendirikan posko di daerah terdampak, posko utama berada di daerah Bukit Batabuah Kabupaten Agam, posko lainnnya juga ada di Tanah Datar. Selain itu, kita juga telah instruksikan Dinas Sosial untuk segera mendirikan dapur umum guna pemenuhan kebutuhan logistik warga di titik pengungsian,” ungkap Gubernur Mahyeldi.
Sementara terkait berapa total jumlah kerugian, Gubernur Mahyeldi belum bisa memastikan karena saat ini jajarannya masih fokus terhadap pencarian dan evakuasi korban.
“Termasuk apakah nantinya bangunan yang berada di daerah rawan akan direlokasi, itu juga belum kita bahas. Kita tunggu dulu hasil pendataan lapangan dan kajian teknis dari tim ahli tuntas, sekarang kita fokus ke proses evakuasi dan pencarian korban dulu ya,” pungkas Mahyeldi. (adpsb/bud)
Discussion about this post