PESSEL – Sumber air bersih Pincuran Langik yang terdapat di Nagari Rawang Gunung Malelo Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, mendadak viral.
Pasalnya, sumber air yang banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi warga sekitar ternyata mengandung bakteri E. Coli.
Bakteri yang menjadi penyebab diare bagi yang meminumnya. Hasil penelitian laboratorium kandungan bakteri E.Coli menembus angka 330/100 ml air.
Angka yang sangat tidak layak bagi air konsumsi. Apalagi jika air tersebut diminum dalam kondisi mentah.
Alhasil hingga tulisan ini dibuat lebih dari 200 orang dilarikan ke Puskesmas dan bahkan ada yang dirujuk ke RSUD M. Zein Painan dan RS BKM Sago.
Pasien yang didominasi balita itu terus meningkatkan kekuatiran, bahkan 5 orang meninggal yang akhirnya penderita mengalami dehidrasi akut dan nyawanya tak terselamatkan.
Sekretaris Daerah Pesisir Selatan, Mawardi Roska meninjau langsung lokasi Pincuran Langik yang terdengar dalam logat Surantih, Pincuran Angik, dan mengambil langkah-langkah taktis.
Jika selama ini air Pincuran Langik/Angik langsung dikonsumsi, dan kalaupun dimasak tak sampai mendidih, maka ke depan air yang dibanderol Rp5000,- per galon isi 35 liter itu wajib direbus.
Bersama tokoh-tokoh masyarakat Sekda Maros yang didampingi Camat Dailipal juga segera memasang himbauan melalui spanduk agar mata air Pincuran Langik, boleh dimanfaatkan, asal direbus hingga mendidih selama 10 menit.
Ternyata sumber air bersih tidak hanya Pincuran Langik, di Nagari Rawang Gunung Malelo ada 4 titik sumber air yang dimanfaatkan masyarakat. Sementara di Nagari Gantiang Mudiak Selatan ada 2 lokasi, bahkan sumber air PDAM yang terdapat di Gunung Pauh Nagari Ampang Parak Timur juga dikonsumsi langsung tanpa dimasak. (Robi)
Discussion about this post