PADANG – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) ambil langkah cepat tangani banjir lahar dingin Gunung Marapi. Bencana banjir lahar dingin menerjang permukiman warga sekitar Gunung Marapi, Jumat sore 5 April 2024.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah mengumpulkan seluruh kepala dinas dalam rapat koordinasi bersama sejumlah pihak terkait, di Ruang Rapat Istana Gubernur, Sabtu (6/4/2024). Bupati Tanah Datar dan Bupati Agam sebagai kepala daerah yang wilayahnya terdampak juga turut hadir secara daring.
Mahyeldi mengatakan, seluruh jajaran harus fokus terhadap langkah penanganan jangka pendek. Di antaranya memastikan keselamatan setiap warga, agar tidak ada korban jiwa jika sewaktu-waktu banjir kembali terjadi.
“Semua warga yang mesti di evakuasi, harus kita evakuasi. Sediakan pos pengungsian yang layak,” tegas Gubernur.
Selanjutnya terkait penyediaan kebutuhan konsumsi dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terdampak. Gubernur menginstruksikan itu dilaksanakan oleh Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar.
“Sudah saya instruksikan Kadis Kesehatan dan Kadis Sosial untuk bergerak hari ini. Dapur umum dan posko kesehatan harus berdiri,” ujar Mahyeldi.
Kemudian, sebut Mahyeldi, pengerukan sedimen banjir lahar dingin yang menutup akses jalan sudah dibersihkan dinas terkait. Selanjutnya penanganan jangkah menengah yakni pemgerukan sedimen material erupsi yang masih ada di hulu sungai akan dikeruk juga. Tujuannya, agar aliran sungai tidak meluber keluar saat intensitas hujan tinggi.
“Melalui Dinas BMCKTR, kita akan melakukan pengerukan badan sungai. Dari total 23 sungai yang berhulu dari Gunung Marapi, ada 5 yang terdampak. Itulah nanti yang akan kita keruk,” ujar Mahyeldi.
Sedangkan untuk rehap rekon atau penanganan jangka panjang, Mahyeldi mengaku, pihaknya masih menunggu laporan dan hasil pendataan tuntas dari kabupaten/kota terdampak. Sebab, data itu lah nantinya yang akan menjadi dasar untuk pengambilan kebijakan.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumbar, Rudi Rinaldy mengatakan, hingga saat ini tidak terdapat korban jiwa akibat banjir lahar dingin yang melanda sejumlah daerah di Kabupaten Agam dan Tanah Datar tersebut. Risiko bencana dapat diminimalisir berkat adanya sinergi seluruh pihak.
Contohnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan peta dan simulasi potensi dampak bencana erupsi Gunung Marapi. Kemudian BMKG juga terus mengirimkan laporan prediksi cuaca seluruh wilayah Sumbar secara periodik.
“Output kedua lembaga tersebut sangat membantu kita dalam menyiapkan langkah antisipasi. Jadi ketika prediksi itu benar, kita menjadi lebih siap dan dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan terutama keselamatan jiwa,” ucap Rudy Rinaldy.
Rudi mengimbau masyarakat agar sementara tidak beraktivitas di radius 4,5 KM dari kawah Gunung serta di bantaran sungai yang berhulu dari Gunung Marapi. Sebab intensitas hujan di sekitar kawasan tersebut masih tinggi dan aktivitas Gunung Marapi masih sangat fluktuatif. (adpsb/busan)
Discussion about this post