AGAM — Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah mengatakan peristiwa Isra Mi’raj yang dialami Nabi Muhammad SAW mengandung banyak pelajaran penting bagi kehidupan. Salah satunya tentang pentingnya bersikap tenang dan kembali pada ajaran agama saat menghadapi masalah.
Hal itu disampaikan Gubernur Mahyeldi saat memberikan tausiyah pada Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Masjid Zulfa Dalam Koto, Nagari Kamang Hilia, Kec. Kamang Magek, Kabupaten Agam, Minggu (11/2/2024).
Turut hadir dalam kegiatan tersebur, Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Barlius; Kepala Dinas Nakertrans, Nizam Ul Muluk; Kepala Biro Adpim, Mursalim; Kepala Dinas P3AP2KB, Darlin; Kepala Inspektorat Sumbar, Deliyarti; Kepala Dinas Perkimtan, Rifda Suriani; Kepala DKP, Reti Wafda; Kepala DLH, Tasliatul Fuadi; serta Kepala Bidang SMK, Ariswan
“Banyak pelajaran dari peristiwa Isra’ Mi’raj yang sangat relevan bagi kehidupan kita. Salah-satunya dalam hal menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Nabi Muhammad SAW berjalan dari Masjidil Haram ke Masjidil Al Aqsa, dari masjid ke masjid. Ini artinya, masjid sebagai simbol keagamaan dan Ketuhanan adalah sebaik-baik tempat untuk mendapatkan ketenangan hati,” ujar Mahyeldi.
Gubernur menyeburkan, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama dihadapi dengan hati dan perasaan yang tenang. Saat masalah datang, maka Islam sudah menyiapkan konsep untuk menyelesaikannya. Contoh, untuk penanganan masalah kemiskinan, Islam memiliki konsep untuk mengatasinya melalui zakat, infak, sadakah, dan wakaf.
“Selain itu, peristiwa lain yang diajarkan dalam peristiwa Isra’ Mi’raj ialah pentingnya selalu berdialog dengan Allah SWT dan memperkuat hubungan dengan Allah melalui shalat. Nabi pernah ditanya oleh sahabat. Ya Rasulullah, engkau sudah pernah berdialog dengan Allah, bagaimana dengan kami. Nabi menjawab, shalat malam, bertahujudlah, memohon kepada Allah. Saat itulah engkau berdialog dengan Allah,” kata Gubernur lagi.
Pelajaran lainnya yang bisa diambil, katanya lagi, yaitu pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan. Di mana dalam perjalanannya, Nabi Muhammad SAW selalu membangun komunikasi dan solidaritas dengan para nabi-nabi dan umat lainnya.
“Untuk mengatasi masalah yang berat, kuncinya persatuan, kekompakan, kebersamaan. Dan pada saat ini, pada setiap masalah yang saat ini sedang kita hadapi, tidak akan bisa selesai kalau kita tidak kompak,”ucap Gubernur menutup. (adpsb/cen)
Discussion about this post