Sawahlunto – Pj Walikota Sawahlunto Dr. Zefnihan AP. M.Si pimpin langsung Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting dengan tema Sawahlunto harus bebas Stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak di 2024. Angka stunting (tengkes) Sawahlunto di bawah target persentase nasional.
Di Sawahlunto persoalannya bukan menurunkan lagi stunting tetapi melibas habis,” kata Penjabat Walikota Sawahlunto Dr. Zefnihan. AP MSi Senin 06 Februari 2024 di IKM Kandi Sawahlunto.
Penurunan stunting ini jadi program strategis nasional. Secara kota ini, penanganan stunting sudah berjalan. Hasil yang dicapai, angka stunting kota ini 13,7 persen atau di bawah target nasional 14 persen.
“Meskipun di bawah persentase angka stunting nasional, kita belum puas.
Kalau dicermati, angka stunting 13,7 persen itu tidak banyak. Maunya kita, Sawahlunto bebas stunting,” kata Dr. Zefnihan. AP. MSi.
Dikatakan Dr. Zefnihan, AP. MSi nantinya anak yang stunting itu diklasifikasi. Ada yang bisa diatasi 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan hingga 6 bulan. “Enam bulan ke depan kita harapkan Sawahlunto sudah bebas stunting,” ucapnya.
Sawahlunto bebas stunting ini melibatkan kolaborasi semua pihak, masyarakat, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB, Tim Penggerak PKK kota, rumah sakit, dokter spesialis anak, dokter kandungan, ibu-ibu teladan dan Kantor Kementerian Agama.
Menurut Walikota, Sawahlunto bebas stunting harus selesai tahun ini. Dengan kemiskinan 2,28 persen terendah secara nasional dan indek pembangunan manusia ( IPM ) 75 tidak lagi bersoal dengan stunting dan open defecation free (ODF) atau stop buang àir besar sembarangan tempat.
Ranu Verra Mardianti Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB, mengatakan, prevalensi stunting Sawahlunto berdasarkan data studi status gizi Indonesia (SSGI) 2022 adalah 13,7 persen. Sedangkan data eletronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPGBM) 2023, terjadi penurunan angka stunting 1,13 persen dari 5,6 persen.
Penurunan angka stunting di kota ini tidak lepas dari kerjasama semua pihak. Terlebih lagi sangat diharapkan dalam mewujudkan Sawahlunto bebas stunting,” kata Ranu Verra Mardianti.
Ketua Tim Penggerak PKK Sawahlunto Ny. Erly Wirdayani Zefnihan yang menjadi pembicara dalam rapat koordinasi itu menjelaskan, persoalan stunting yang terjadi pada balita dan baduta juga dipengaruhi dalam memberikan pola makan anak.
“Artinya, orang tua harus telaten dan tidak membiarkan begitu saja ketika anak tidak mau makan. Selain itu, faktor gizi juga sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak. dan yang terpenting, pertumbuhan anak dengan perkembangan usianya harus selaras,” tutur dokter spesialis anak. (Djasrizal)
Discussion about this post