Sawahlunto, RI-Pembangunan Gedung Sentra Tenun Silungkang diduga menuai banyak keanehan dalam proses pembangunannya. Sampai saat ini Sabtu 9 Desember 2022 proyek ini mengalami banyak kendala, sampai pekerjanya memilih pulang kampung.
Berdasarkan investigasi media di lokasi proyek ini berada dibawah pengawasan Dinas Koperindag Sawahlunto, dikerjakan oleh PT. Unggul Sokaja, Nomor Kontrak 03/SPK/PERINDAG/KOPERINDAG-SWL/2023, mulai Pengerjaan 20 Juli 2023, Nilai Kontrak Rp. 14. 720. 402.000, Waktu Pelaksanaan 160 hari kalender, Konsultan Pengawas CV. Intikarya Tiga Mitra (Inkatim) dan Konsultan Perencana CV. Total Citra Konsultan.
Dari pantauan media sejak awal dimulai pada tanggal 20 Juli 2023, proyek ini sudah menghabiskan waktu selama 14 hari untuk merelokasi penduduk setempat dan juga TPU warga yang ada di lokasi. Pasca Relokasi kontraktor baru melakukan pematangan lahan selama 14 hari, selanjutnya baru mengerjakan proyek. Artinya waktu yang seharusnya digunakan untuk pengerjaan proyek Sentra Tenun Silungkang selama 4 Minggu cuma habis untuk relokasi dan pematangan lahan.
Menurut keterangan Subcon proyek Budi, pada proses pelaksanaan proyek, pihak kontraktor dalam pengecoran juga mengalami keterlambatan 4 Minggu lamanya, dengan alasan yang tidak jelas. Sehingga para pekerja yang sudah standby pun banyak yang nganggur dan duduk saja.
Budi juga menyebutkan pengecoran juga sering dilakukan malam hari. Menurut Budi seharusnya sesuai RAB pengecoran itu menggunakan ready mix dari pihak penyedia beton, namun kenyataannya juga dilakukan proses site mix beton menggunakan cara manual yaitu molen dan itu dilakukan oleh kontraktor pada malam hari. ” Hal itu tidak sesuai RAB, alasan kontraktor menggunakan site mix adalah untuk mengurangi biaya, dan dilakukan pada malam hari adalah untuk mengelabui PPK dari Koperindag Sawahlunto yang telah pulang saat jelang Maghrib,” ucapnya.
Tidak sampai disitu pihak media juga melakukan investigasi pada malam hari ternyata faktanya dilapangan kontraktor memang menggunakan site mix manual untuk pengecoran pada ring balok dan kolom bangunan.
Dari informasi Budi berdasarkan RAB penggunaan besi adalah merek KS, namun faktanya berdasarkan foto-foto dilokasi kontraktor PT. Unggul Sokaja juga menggunakan besi yang tidak sesuai RAB yaitu KSPY dan RPS pada untuk beberapa gedung.
Budi menyebutkan dari informasi anggotanya Sahrul sebagai mandor proyek mengatakan bahwa PT. Unggul Sokaja telah mendapatkan SP 2 dari PPK, dan pada tanggal 10 Desember 2023 bila pengerjaan proyek tidak sesuai target maka akan mendapatkan SP 3. Proyek ini seharusnya selesai pada tanggal 26 Desember 2023.
Pihak kontraktor PT. Unggul Sokaja Kudri sudah dihubungi untuk konfirmasi terkait fakta-fakta di lokasi proyek, namun selalu menghindar dan berjanji akan bertemu dengan media tapi tidak bertemu seperti ada yang disembunyikan. Pernah juga melalui via telepon WA Kudri mengakui saat ini pihaknya sedang banyak menyelesaikan masalah dan berkas-berkas terkait proyek Tenun Silungkang dan mengatakan bahwa pihaknya sedang berada di Kota Padang, nanti akan dihubungi lagi.
Sementara pihak Koperindag Sawahlunto melalui Kadisnya ketika dihubungi via WA tidak membalas dan ditelepon tidak mengangkat, dan amat sulit untuk dikonfirmasi terkait proyek Sentra Tenun Silungkang ini. (tim)
Discussion about this post