Pasaman Barat — Menuju Indonesia Emas di 2045, Legislator Sumatera Barat asal Partai Gerindra, Ade Reski Pratama, lakukan sosialisasi gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) di Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Sumatera Barat, Minggu 12 November 2023.
Sosialisasi itu dilaksanakan di gedung serba guna PTPN VI Sarik yang bertemakan “Dengan Germas Kita Cegah Stunting untuk Mewujudkan Generasi Emas Indonesia Tahun 2045”.
Masyarakat setempat antusias menghadiri acara itu.terlihat ratusan masyarakat hadir,Kemudian dalam acara itu juga disediakan pemeriksaan kesehatan gratis yang melibatkan Puskesmas setempat dengan memberikan pemeriksaan seperti cek gula darah, tensi dan lainnya.
Acara itu turut dihadiri oleh Wakil Direktur I Kemenkes Padang Gusnedi, Ketua DPRD Pasaman Barat Erianto, Forkopimca Luhak Nan Duo serta tokoh masyarakat setempat dan lainnya.
Ade Rezki Pratama mengatakan persoalan stunting saat ini bukan hanya menjadi masalah nasional namun juga internasional karena persentasenya terbilang cukup tinggi. Untuk mengatasi itu, dikeluarkan Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.
“Perpres ini merupakan upaya pemerintah untuk memperkuat kerangka intervensi yang harus dilakukan di kelembagaan dalam pelaksanaan penurunan angka stunting,” kata dia dalam sambutannya.
Ade menjelaskan, banyak faktor yang menyebakan meningkatnya jumlah stunting di Indonesia, salah satunya pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2020 telah memberikan dampak serius bagi masyarakat, terutama pada kesehatan.
Selain itu lingkungan yang kurang sehat,rumah tidak layak huni yang didiami, Kemudian, faktor pernikahan dini yang dinilai bukan usia yang ideal dalam membangun rumah tangga. Sebab kata Ade, perempuan yang nikah di usia dini perkembangan rahimnya belum siap dan disamping itu persiapan mental pun faktor penyebab.
“Jadi stunting adalah gagal tumbuhnya seorang anak dibandingkan dengan anak-anak normal lainnya yang dikarenakan kekurangan gizi secara kronis,” jelas Ade.
“Untuk itu kesehatan sangat penting. Sebab, kesehatan tidak bisa dinilai dengan uang,” lanjut politisi Partai Gerindra Dapil Sumatera Barat 2 (dua) ini menambahkan.
Dia mengungkapkan berdasarkan survey pada tahun 2021 angka persentase stunting di Pasaman Barat berada di angka 24 persen. Kemudian di tahun 2022 mengalami kenaikan yang sangat signifikan yang berada diangka 35 persen.
Tentunya, lanjut dia, hal tersebut harus menjadi perhatian bersama agar bisa menekan angka stunting yang melonjak drastis itu.
Untuk itu dia mengharapkan kepada para orang tua agar membawa anaknya ke Puskesmas agar bisa dimonitor perkembangan pertumbuhannya, sehingga bisa dilakukan pencegahan atau upaya memberikan gizi baik bagi si buah hati.
Karena, jika tidak ditangani dengan baik atau dengan cepat maka akan mengalami gizi buruk dan hal ini bisa jadi permanen. Selain itu dia meminta peran aktif dari segala lini yakni dengan sinergitas bersama dalam rangka mencegah stunting.
Dia menjelaskan, selain soal gizi buruk, adapun faktor-faktor lainnya yang menyebabkan angka stunting terus meningkat dikarenakan rumah tidak layak huni yang didiami.
Selain itu, lanjut dia, pasangan usia subur juga bisa beresiko stunting, artinya jika sering melahirkan rahimnya akan terus melemah yang akan beresiko stunting bagi anak yang dilahirkan dengan jarak dekat.
“Untuk itu, mari kita sukseskan program Germas dan Keluarga Berencana (KB). Pasangan subur hendaknya menggunakan KB, sehingga bisa meminimalisir stunting yang dilahirkan dari rahim lebih dari dua orang anak,” terang Ade mengakhiri. **
Discussion about this post