Bukittinggi — Jelang kunjungan Calon Presiden RI Anies Rasyid Baswedan yang dijadwalkan hari ini pukul 20.30 WIB di pelataran Taman Jam Gadang kota Bukittinggi, dengan agenda Doa Bersama untuk Palestina, tiba tiba pagi hari tadi, spanduk dan bendera partai pendukung yang dipasang di simpang kangkung (depan gedung DPRD Bukittinggi) yang lokasinya tidak jauh dari taman Jam Gadang raib, dimana belakangan diketahui bahwa hilangnya spanduk dan bendera partai tersebut, karena diturunkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bukittinggi.
Hilangnya bendera partai pengusung ini menjadi tanda tanya bagi masyarakat pendukung Anies Rashid Baswedan, termasuk kader kedua partai tersebut. “Kenapa baru baru ini saja, disaat bertepatan Anies datang ke Kota Bukittinggi, padahal sebelumnya tidak ada masalah,” ujar salah satu caleg partai Nasdem Bukittinggi.
Ketua Partai Nasdem Bukittinggi, Asril kepada Wartawan juga mengatakan, ”Terkait di bongkarnya bendera Partai pengusung menjelang kedatangan Calon Presiden Anis Baswedan ke Bukittinggi yang dilakukan oleh SatPol PP Kota Bukittinggi, sebelumnya Kasat Pol PP memang sudah menghubungi saya, untuk menurunkan bendera partai, sudah saya jawab ok, untuk itu saya bersama anggota akan segera menurunkan. Namun pagi tadi, tiba tiba saja secara sepihak Satpol PP melakukan pembersihan dengan alasan Fasilitas Umum,” ujarnya.
Menurut Asril, Pemko Bukittinggi secara tidak langsung sudah melakukan intoleransi terkait kunjungan Calon Presiden Anies Baswedan ke Bukittinggi. “Jika kita bicara peraturan perundang undangan, fasum memang tidak boleh di gunakan, tetapi aturan aturan tidak bisa kita artikan sebagai letterleave, maka pemakaian fasum untuk kepentingan pribadi dan kelompok adalah sesuatu yang lumrah, sementara kita banyak melihat bendera partai tersebut di gerbang Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, apakah pemko mampu dan berani menertibkan….?? Sementara, untuk memakai fasum guna memasang atribut partai saat ini, kita tidak sampai memakai fasum tersebut 24 jam, sebab pertimbangan kita, apakah mungkin calon presiden datang, tidak disambut dengan atribut partai pendukung satupun, sebab inikan bahagian dari demokrasi bernegara,” imbuhnya
Dikatakan bahwa selain intoleransi, Asril juga menganggap pemerintah kota Bukittinggi tidak bijak dalam berdemokrasi. “Ke depan apakah Pemko Bukittinggi berani, datang pasangan A, datang Pasangan B, juga menerapkan aturan yang sama, sebab kami khawatir Pemko Bukittinggi justru menerapkan aturan secara tebang pilih, sebab menurut Kami, sebenarnya pada hari ini secara tidak disengaja Pemko Bukittinggi justru tengah mempertontonkan Intoleransi dalam berdemokrasi, apalagi hari ini kita berencana melaksanakan kegiatan yang sangat baik, sebab kita mengajak masyarakat kota Bukittinggi berdoa untuk saudara kita di Palestina,” pungkasnya
Di sisi lain, Wakil Walikota Bukittinggi, Marfendi mewakili Pemko Bukittinggi kepada Wartawan mengatakan, terkait adanya pembongkaran bendera partai pengusung kedatangan Anis Rashid Baswedan, dirinya mengaku sudah sarankan ke panitia untuk membuat surat Diskresi dan di limpahkan ke pemko untuk hari ini dan besok. “Kita juga menyadari adanya pemasangan bendera pengusung tersebut benar berada di Fasilias umum, namun karena ini merupakan aturan, tentunya musti Kita patuhi bersama-sama. Tapi kita telah memberikan penanguhan untuk dipasang kembali kok, sementara pihak-pihak partai terkait sudah menyerahkan segala pengajuan perizinannya kepada kami, termasuk pelaksanaan kegiatan di Taman Jam Gadang mulai malam ini dan besok pagi,” ungkapnya mengakhiri. (Jhon)
Discussion about this post