Sarolangun, Jambi – Tercium hubungan kurang harmonis di internal Dinas Kesehatan Kabupaten Sarolangun. Konon, informasi yang mencuat, Kadis dan Kabid saling serang, Kamis (05/10/23).
Sebelumnya, diberitakan media ini, antara Kadis dan Sekdin Dinkes Sarolangun memberikan tanggapan keras akan membongkar adanya dugaan pungli Ukom yang digelar Dinas Kesehatan beberapa waktu lalu.
Niat hati ingin bongkar dugaan pungli, keadaan makin memanas dan berbalik arah. Pasalnya, tak terima diberitakan terkait tudingan tersebut, Kabid SDK diisukan melaporkan Kadis Kes dan Sekdin ke Kejari Sarolangun.
Hal ini sempat dibenarkan oleh sumber valid dan dibenarkan oleh pengakuan Sekdin Dinkes itu sendiri pada berita sebelumnya. Sempat mengakui walaupun chat melalui WA tersebut dihapus.
“Sayo (saya) sama Kadis sudah dipanggil oleh Kejaksaan jugo (juga),” jawab Sekdin Dinkes ketika dikonfirmasi media ini saat itu.
Usai mengakui terpanggil oleh kejaksaan, Kadis Kes terkesan enggan lagi berkomentar lantang seperti sebelumnya. Kadis Kes terkesan bak pepatah “tepuk air dalam dulang”.
Sama halnya dengan tanggapan Sekdin yang tak kalah lantang dari Kadis. Hal itu dia kemukakan beberapa waktu lalu kepada media ini. Ia menjelaskan saat itu memanggil Kabid SDK ke ruang kerjanya.
Kabid akui ada iuran 500 ribu rupiah, bahkan Sekdin mengeluarkan asumsi jika anggaran sebesar Rp.500 ribu per peserta Ukom bisa saja masuk ke kantong pribadi.
“160 orang aku kalikan duit 80 juta, banyak masuk rekening, aku panggil aku bilang, berarti kamu bisa melakukan dengan anggaran ini iuran kamu makan,” kata Sekdin di ruang kerjanya. Sekdin menjelaskan saat itu menyampaikan langsung ke Kabid SDK yang ia panggil ke ruang kerjanya.
Lantas masih ditambahkan Sekdin, bisa jadi sebaliknya. “Atau kamu lakukan dengan anggaran iuran kamu makan,” pungkasnya lagi, dugaan tersebut ia sampai langsung kepada Kabid saat itu di ruang kerjanya.
Amat disayangkan, kebenaran pernyataan Sekdin tidak dapat dipertanyakan kebenarannya kepada Kabid SDK, hingga hari ini belum dapat ditemui.
Namun apalah daya saat ini, semua upaya untuk bongkar dugaan pungli ini bahkan Sekdin sempat lontarkan pernyataan, “Jangan kepalang bongkar, nak bongkar, bongkar nian,” masih kata Sekdin saat itu di ruang kerjanya.
Kini statemen tersebut terkesan isapan jempol belaka, setelah ia diisukan sudah dipanggil pihak kejaksaan, Sekdin Dinas Kesehatan pun terkesan ikut bungkam enggan berkomentar pedas seperti sebelumnya.
Terindikasi apa yang disampaikan Kadis Kesehatan dan Sekdin tersebut terkesan mengada-ada tanpa ada dasar yang kuat, dan diduga kebenarannya masih sangat diragukan, sehingga apa yang disampaikan menjadi senjata makan tuan.
Seperti tanggapan Kadis pada saat itu, setelah berita tayang nyatakan langsung akan segera panggil Kabid terkait.
Kembali sangat disayangkan hingga hari ini upaya pemanggilan terkesan isapan jempol, tidak ada kejelasan. Kadis terindikasi tidak berani panggil Kabid selaku bawahannya.
Melihat Kadis Kesehatan dan Sekdin berupaya ingin bongkar dugaan pungli ini, lantas Kabid serang balik lapor APH.
Di sini terlihat jelas, diduga adanya pergesekan internal di Dinas Kesehatan Kabupaten Sarolangun. Terindikasi adanya hubungan yang tidak harmonis antara atasan selaku Kadis dan bawahan sebagai Kabid SDK.
Adanya ketidak harmonisan internal Dinkes ini, ditakutkan nantinya akan berimbas terhadap kebijakan-kebijakan bahkan dalam kegiatan pengelolaan keuangan pada dinas itu sendiri.
Sehingga akan menghambat lajunya roda pemerintahan, dalam menata dan mengelola anggaran serta pembangunan di lingkup Kabupaten Sarolangun.
Atas permasalahan yang mencuat ini, diharapkan kepada Pj. Bupati Sarolangun untuk mengevaluasi ulang kinerja ASN di lingkup Dinas Kesehatan. (Pen)
Discussion about this post