Arosuka – Bupati Solok, Epyardi Asda sampaikan orasi ilmiah pada wisuda ke-132 di Universitas Negeri Padang (UNP), Rabu (27/9).
Epyardi mengatakan Solok merupakan daerah yang memiliki potensi alam yang berlimpah, namun sebelum kepemimpinannya, Kabupaten Solok pernah menjadi daerah termiskin se-Sumatera Barat.
Ini sangat ironis dibandingkan dengan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Solok yang terkenal dengan beras soloknya, bahkan dikenal hingga ke tingkat nasional, papar Epyardi Asda.
Bupati menegaskan potensi wisata Kabupaten Solok yang cukup terkenal dengan lima danaunya ini tidak memberikan keuntungan bagi masyarakat Kabupaten Solok.
Ada pameo ‘Anda belum ke Sumatera Barat jika belum ke Bukittinggi’. “Insyaallah dengan tekad saya pada masa kepemimpinan saya saat ini pameo tersebut saya ganti dengan ‘anda belum ke Sumatera Barat jika belum ke Kabupaten Solok’. Inilah yang akan kita lakukan ke depannya,” tegas Epyardi Asda.
Selain itu, ia juga mempermudah perizinan dalam membangun kawasan-kawasan wisata, sehingga saat ini telah banyak tempat-tempat wisata yang dibuka di Kabupaten Solok.
“Saya optimis dengan alam yang indah dan fasilitas yang kami berikan Insyaallah Kabupaten Solok akan menjadi kawasan wisata nasional,” jelas Epyardi Asda.
Pada sektor kesehatan dulu Kabupaten Solok memiliki angka stunting yang cukup tinggi, padahal merupakan penghasil beras dan daerah pertanian yang kaya akan sayuran dan buah-buahan.
“Kami pun mengambil langkah-langkah strategis guna menekan angka stunting tersebut. Alhamdulillah saat ini di Kabupaten Solok telah berhasil turun sebesar 15 % dari angka 40,1% menjadi 24,2%, namun setelah kita periksa kembali by name by address stunting di Kabupaten Solok sudah berada pada angka 17 %,” katanya.
Sedangkan untuk sektor pertanian, mayoritas masyarakat Kabupaten Solok adalah petani, dipermudah akses masyarakat petani menuju kawasan pertanian dengan pengadaan excavator untuk membuka jalan-jalan usaha tani.
Dikatakan, saat ini banyak lowongan pekerjaan untuk menjadi PNS dan PPPK, tetapi saya miris mendengar itu secara pribadi, karena orang minang adalah orang-orang yang berjiwa enterpreneur tinggi, tetapi akhir-akhir ini banyak perubahan yang terjadi dimana kebanyakan anak-anak kita dan para orang tua berharap anaknya menjadi PNS. (Cha)
Discussion about this post