Oleh : Hasneril.SE
Kasubag Humas dan Protokoler DPRD Agam
Rezeki yang diperuntukkan untukmu sesungguhnya, ialah yang telah kamu nikmati.
Rezeki yang telah diberi Allah tidaklah mutlak akan bersama mu selamanya. Karena sejatinya bukan kamu pemilik segalanya. Kamu hanya dititipi, apakah itu keluarga, harta benda, uang, kesehatan, bahkan nyawamu sendiripun diluar kuasamu. Lalu kalau semua itu bukan milikmu, lalu, mengapa kamu tidak ridha dan susah mengikhlaskan saat semua titipan lepas dari genggamanmu.
Belajar dari pengalaman penulis sendiri, pada hari itu April 2019, salah satu rezeki yang Allah titipkan berupa sepeda motor dibawa oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Barang kesayangan anak, yang biasa dipakai menemani pergi sekolah. Memang, dua hari sebelum sepeda motor penulis lenyap, anak yang biasa memakainya sudah tamat sekolah dan otomatis tidak mempergunakan sepeda motor itu lagi.
Singkat cerita, ketika waktu shalat subuh penulis berangkat dari rumah menuju mesjid yang berjarak kira-kira satu kilometer bersama dua orang anak laki-laki, yang satu kelas dua SMA yang kecil kelas empat sekolah SD IT, setiap waktu shalat kita selagi dirumah selalu pergi bertiga.
Sesampai di mesjid penulis langsung masuk karena shalat subuh akan dimulai, tak ada firasat apa-apa, namun waktu shalat saat duduk terakhir terdengar sebuah sepeda motor datang agak cepat, sampai dalam shalat tersebut penulis mengira kok sudah hampir siap baru datang, diwaktu salam melihat kekanan terdengar suara sepeda motor dilarikan orang.
Penulis bersama anak lari keluar, rupanya benar sepeda motor sudah tidak ada lagi. Kedua anak penulis hanya terpana dan terdiam. Setelah itu jamaahpun ikut keluar. Berusaha menenangkan anak-anak, dua beradik hanya bisa terdiam menyaksikan apa yang baru terjadi. Berselang beberapa saat penulis dan anak-anak pulang, alhamdulillah ada jamaah yang berbaik hati untuk antarkan penulis pulang, sesampai dirumah ambil mobil langsung melapor ke polres Agam, penulis diterima dengan baik oleh polres, dan memproses laporan kehilangan tersebut.
Meski berat, penulis mencoba mengikhlaskan jikalau sepeda motor itu tidak ketemu lagi.
Sanak saudara, rekan-rekan ikut mendoakan, supaya sepeda motor dikembalikan oleh yang mengambilnya, hampir tiap ketemu orang bertanya, tetap dijawab itu tidak rezeki kalau rezeki pasti kembali lagi.
Hampir hilang di ingatan akan kehilangan, tiba-tiba dua bulan setelah itu ada dua orang anak teman yang bapaknya telah tiada, dia kembar dan mondok di Jakarta. Waktu bulan ramadhan sama dimesjid Nurul Falah itikaf disitu kenal bahwa itu adalah anak teman, dan dijanjikan kalau mau balik ke Jakarta temui penulis, tepat tanggal 17 Juni 2019 siang anak-anak ini di janjikan untuk bertemu karena mereka mau balik ke pondok di Jakarta.
Setelah bertemu dan diambilkan bis untuk balik, penulis berpisah dengan mereka, kira-kira dua jam setelah itu dapat kabar dari adik yang bertugas di Polres sepeda motor penulis telah ditemukan.
Itulah yang dinamakan rezeki, walaupun sudah tidak mungkin menurut kita kembali, tapi keputusan Allahlah yang berlaku pada hari Senin tanggal 14 Oktober 2019 sepeda motor telah kembali ketangan kita.
Begitulah dasyatnya sebuah doa, bisa jadi doa orang lain yang berlaku buat kita, jangan pernah putus asa dalam berdoa , tidak semua doa langsung dikabulkan. Namun ada banyak doa yang dikabulkan ketika waktunya telah tepat.
Rasa syukur yang tiada hingga, Alhamdulillah tidak ada satu sen pun biaya untuk mendapatkan kembali motor tersebut. Sepeda motor diserahkan di Kejaksaan Negeri Lubuk Basung dihadapan Kajari Lubuk Basung.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada Polres Agam yang telah membantu, serta pengadilan dan kejaksaan.
Discussion about this post