PADANG — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) terus memacu pertumbuhan sektor industri melalui ragam inovasi dan ilirisasi produk. Oleh karena itu, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah menegaskan bahwa sinergitas dengan Kementerian Perindustrian dan Perguruan Tinggi (PT) teramat penting untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Hal itu disampaikan Gubernur Mahyeldi dalam sambutannya pada agenda Kuliah Umum Peningkatan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) melalui Pengembangan SDM Industri, yang berlangsung di Convention Hall Universitas Andalas (Unand), Senin (04/09/2023), dengan pembicara utama Menteri Perindustrian (Menperin) Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si.
“Bukti kita _concern_ dengan perindustrian tercermin dalam program unggulan Pemprov Sumbar, di mana ilirisasi industri serta digitalisasi menjadi salah satu poinnya. Data tahun 2022 menunjukkan, di Sumbar terdapat 76 perusahaan besar dan 40 ribu lebih industri kecil menengah (IKM). Melalui program dan kebijakan di OPD terkait, Pemprov terus berupaya memacu kapasitas perusahaan-perusahaan itu,” ucap Mahyeldi.
Namun demikian, sambung Gubernur, dukungan dan peran serta seluruh pihak sangat dibutuhkan agar pengembangan sektor industri di Sumbar lebih maksimal. Termasuk Perguruan Tinggi seperti Universitas Andalas, yang selama ini sangat serius mendukung berbagai upaya pengembangan sektor industri yang dicanangkan pemerintah daerah (Pemda) di Sumbar.
“Oleh karena itu, kami berharap Bapak Menteri terus mendukung upaya-upaya yang kami lakukan di Sumbar. Terutama sekali di Unand. Sebab, mendukung Unand sama halnya dengan mendukung upaya Pemprov Sumbar. Begitu pun sebaliknya, karena memang selama ini sinergitas Pemprov Sumbar dan Unand sangat kuat,” ucap Gubernur di hadapan Menperin RI.
Sementara itu dalam paparan materi kuliah umumnya, Menperin RI Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, Pemerintah terus mendorong pertumbuhan industri di daerah luar Pulau Jawa. Hal ini merupakan bagian dari pelaksanaan komitmen menjadikan Indonesia sebagai satu dari lima besar kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2045, serta menyandang status negara berpendapatan tinggi atau _High Income Country_.
“Faktanya, industri manufaktur atau pengolahan bahan mentah, masih menjadi kontributor ekonomi terbesar bagi negara kita di angka 16,9 persen. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk terus menerus meningkatkan perhatian ke sektor ini. Kemenperin sendiri bertekad, agar industri manufaktur bisa berkontribusi hingga 20 persen ke depannya,” ucap Agus Gumiwang.
Untuk mencapai hal itu, sambung Agus, diperlukan kebijakan-kebijakan yang terukur dalam hal ilirisasi produk-produk berbasis Sumber Daya Alam (SDA), pemanfaatan teknologi, pengembangan industri hijau, penguatan SDM Industri, digitalisasi, serta berbagai kebijakan lainnya. Oleh karena itu, peran Perguruan Tinggi bersama Pemerintah Daerah di Sumbar, mutlak sangat diperlukan.
Di sisi lain, Rektor Unand Prof. Yuliandri dalam sambutannya juga menegaskan, bahwa Unand telah dan akan terus berusaha maksimal meningkatkan pertumbuhan industri di Sumbar, tentu dengan cara pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi oleh sivitas akademika di kampus tersebut.
“Berbagai riset dan penyuluhan terus dilakukan oleh sivitas akademika Unand, untuk mendukung upaya pengembangan industri oleh pemerintah. Kerja sama dan sinergitas dengan daerah dan pusat terus kita bangun. Seperti yang terbaru, Unand sudah 18 kali menghasilkan riset terkait gambir, yang bahkan telah diilirisasi melalui kerja sama dengan pemerintah. Tentu saja, hal-hal seperti ini akan terus kita lakukan dan tingkatkan,” ucap Yuliandri. (adp/isq)
Discussion about this post