Pasaman Barat — Delapan orang pemandu karoke diamankan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pasaman Barat saat melakukan razia penyakit masyarakat (pekat) di wilayahnya pada Minggu (13/8) dini hari, delapan pemandu karoke itu langsung digelandang ke kantor Satpol PP untuk dilakukan pendataan.
“Delapan orang wanita pemandu karaoke itu kita amankan sedang berada di room, dengan inisial NA, WSP, NEP, FR, DE, E, R dan S,” ujar Handoko Sekretaris Pol PP Pasaman Barat saat dikonfirmasi melalui nomor whatsappnya.
Lanjut Handoko, berdasarkan Perda Nomor 13 Tahun 2018 Perubahan atas Perda No 9 Tahun 2017, tentang Keamanan dan Ketertiban Umum, dengan melakukan pendalaman penyelidikan oleh PPNS dilakukan pembinaan sebanyak 2 orang dibuat surat pernyataan dengan menghadirkan suami dan keluarganya.
“Sedangkan 6 orang lainnya kita lakukan pembinaan di lembaga pembinaan Andam Dewi Solok, Kita berharap seluruh masyarakat dapat berpartisipasi dan berperan aktif untuk memberantas kegiatan seperti ini,” tegasnya.
Sementara itu salah satu pengelola cafe yang tak mau disebutkan namanya mengaku razia yang dilakukan oleh Satpol PP Pasaman Barat itu terkesan tebang pilih, karena cuma cafe miliknya saja yang dirazia sementara banyak cafe lainnya yang juga beroperasi tetapi tidak dirazia.
“Lucu bang, kami dirazia dikepung sebalik sama orang tu, terus langsung mereka tangkap delapan orang dari tempat saya, sementara cafe yang di sebelah saya tidak ada mereka tangkap, padahal jarak kami dengan 2 cafe lainnya dekat dekatan, kenapa cuma cafe saya saja yang di razia,” katanya dengan kesal.
Selain itu, ia juga tidak pernah menerima surat teguran dari pihak Satpol PP Pasaman Barat, untuk memberhentikan aktivitas atau pengaturan waktu beroperasi cafe miliknya, ia cukup heran tiba tiba langsung dirazia.
Diketahui untuk di dua kecamatan yakni Luhak Nan Duo dan Kecamatan Pasaman berdasarkan informasi, terdapat 8 kafe yang beroperasi menyiapkan perempuan sebagai pendamping tamu untuk karoke, dengan modus cafe keluarga, tapi menyediakan wanita wanita yang kebanyakan berasal dari luar daerah Pasaman Barat seperti, Bengkulu Lampung, Palembang, dan dari luar Pasaman Barat lainnya. (**)
Discussion about this post