Bukittinggi — Kantor Badan Keuangan Daerah Bukittinggi mencatat, realisasi PAD selama enam bulan pertama hingga 23 Juni 2023 sebesar Rp52,6 miliar. Kantor Badan Keuangan Daerah Bukittinggi mencatat, realisasi PAD selama enam bulan pertama hingga 23 Juni 2023 sebesar Rp52,6 miliar.
Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bukittinggi sampai dengan triwulan II atau enam bulan pertama tahun anggaran 2023 baru sekitar Rp 52.613.161.265, atau sebesar 32,72 persen dari yang ditargetkan.
Kepala Badan Keuangan Kota Bukittinggi, Egie Pratama Mulya mengatakan, target PAD Bukittinggi pada 2023 adalah sebesar Rp 160.753.694.941. Namun sampai dengan 23 Juni 2023, realisasi penerimaan PAD tercatat sebesar Rp 52,6 miliar atau sekitar 32,72 persen dari target yang ditetapkan.
“Realisasi PAD itu berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Pendapatan dan Belanja Daerah sampai dengan 23 Juni 2023,” ujar Egie Pratama Mulya, Kamis (20/07/2023).
Penerimaan PAD selama enam bulan pertama itu berasal dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain lain PAD yang sah.
Untuk pajak daerah terealisasi sebesar Rp 20.698.145.138, atau sekitar 38,97 persen dari target sebesar Rp 53.110.644.633. Retribusi daerah terealisasi Rp 19.961.379.238, atau sekitar 27,58 persen dari target Rp 72.389.239.000.
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terealisasi Rp 8.363.843.874, atau sebesar 100,68 persen dari target Rp 8.307.425.308. Lain lain PAD yang sah terealisasi Rp 3.589.792.970, atau sekitar 13,32 persen dari target Rp 26.946.386.000.
“Realisasi PAD ini baru untuk enam bulan pertama sampai dengan 23 Juni. Kita akan terus upayakan untuk mendongkrak penerimaan PAD agar memberikan output yang maksimal,” kata Egie.
Ia menyebutkan, target PAD di tahun ini memang lebih besar dibanding tahun lalu. Pada tahun anggaran 2022, target PAD sebesar Rp 136 miliar lebih dengan realisasi sebesar Rp130 miliar lebih atau 95,99 persen. PAD yang terealisasi itu terdiri dari pajak daerah dengan realisasi sebesar Rp 49 miliar lebih dari yang ditargetkan Rp50 miliar lebih atau 98,61 persen.
Retribusi daerah terealisasi Rp46 miliar lebih dari target sebesar Rp48 miliar lebih atau 95,85 persen. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terealisasi Rp 6 miliar lebih dari target sebesar Rp7,5 miliar atau 88,49 persen. Lain-lain PAD yang sah terealisasi sebesar Rp27 miliar lebih dari target sebesar Rp 29 miliar lebih atau 93,70 persen.
“Secara umum pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2022, pendapatan daerah dianggarkan sebesar Rp 714 miliar lebih dengan realisasi sebesar Rp 698 miliar lebih atau mencapai 97,79 persen dari target yang ditetapkan,” ucapnya.
Menurutnya, Pemko Bukittinggi melalui Badan Keuangan akan terus melakukan berbagai upaya agar target PAD di 2023 bisa tercapai. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan PAD tersebut adalah dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi.
“Pemko Bukittinggi melalui Badan Keuangan Daerah akan mengotimalkan potensi PAD yang berasal dari pajak dan retribusi daerah, karena kedua sumber tersebut menjadi penyumbang PAD terbesar di Bukittinggi,” tuturnya.
Sebelumnya Walikota Bukittinggi Erman Safar merilis, realisasi PAD Kota Bukittinggi pada 2022 menjadi capaian tertinggi selama 10 tahun terakhir. Pada 2012 PAD Bukittinggi berada diangka Rp 45 miliar lebih. Kemudian di 2013 PAD naik menjadi Rp 55 miliar lebih.
2014 naik menjadi Rp 61 miliar lebih. 2015 naik lagi menjadi Rp 66 miliar lebih. 2016 PAD terus naik ke angka Rp 71 miliar lebih. Pada 2017 PAD melejit dengan realisasi Rp 102 miliar lebih.
Kemudian di 2018 PAD sempat turun menjadi Rp 101 miliar lebih. Pada 2019 capaian PAD Kota Bukittinggi kembali naik menjadi Rp 111 miliar lebih, dan di 2020 PAD Bukittinggi turun ke angka Rp 84 miliar akibat pandemi Covid-19.
Pada 2021 upaya pertumbuhan ekonomi kembali dimaksimalkan sehingga PAD Bukittinggi kembali berangsur naik dengan realisasi Rp 91 miliar lebih.
“Alhamdulillah di 2022 terjadi peningkatan PAD yang signifikan dengan realisasi PAD mencapai Rp 130 miliar lebih,” ujar Erman Safar. (wan)
Discussion about this post