SIJUNJUNG – Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menyerahkan secara simbolis kayu hasil tangkapan untuk pembangunan mushalla di Nagari Padang Laweh Selatan, Sijunjung, Selasa (18/7/2023). Penyerahan itu ditujukan untuk dua mushalla.
Bantuan pertama diserahkan untuk mushalla di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Syafa’at El-Quran, Nagari Padang Laweh Selatan Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung. Kemudian yang kedua, Mushalla Nurul Hikmah di Jalan Tabek Batu Sangka, Nagari Dilam Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok.
Gubernur Mahyeldi menyebut dengan penyerahan bantuan kayu sosial itu diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat. Namun, pesan yang lebih pentingnya adalah bagaimana masyarakat dapat ikut menjaga kelestarian hutan.
“Hasil tangkapan kayu ini adalah bukti, hutan itu milik masyarakat, bukan milik pribadi. Jika ada yang menebang kayu tidak sesuai aturan, akan ditindak. Ini buktinya,”tegas Gubernur Mahyeldi.
Kayu sebanyak kurang lebih 18 m3 tersebut adalah hasil penindakan dari petugas Dinas Kehutanan Sumbar atas dua kasus, keduanya sudah memiliki kekuatan hukum tetap.
Kasus itu hasil operasi Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (UPTD KPHL) Solok dan Sijunjung. Kemudian diputus oleh dua Pengadilan Negeri (PN) berbeda pula, yakni PN Koto Baru, Solok dan PN Muaro Sijunjung.
Sementara untuk penyerahan kembali, juga ditetapkan berdasarkan keputusan masing-masing PN. Pertama untuk MI Syafa’at El-Quran, Nagari Padang Laweh Selatan Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung. Dietapkan pada 17 Mei 2023. Dengan jumlah 11,74 M3. Bentuknya kayu bulat sebanyak 16 batang. Namun penyerahannya sudah dalam bentuk potongan.
Kemudian untuk Mushalla Nurul Hikmah di Jalan Tabek Batu Sangka, Nagari Dilam Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok ditetapkan pada 13 Juli 2023 oleh PN Koto Baru. Sebanyak 39 keping atau 6,65 m3.
Selain menyerahkan bantuan kayu. Dalam kesempatan itu, Gubernur Mahyeldi juga membantu dana pembangunan mushalla MI Syafa’at El-Quran senilai Rp20 juta. Ditambah dengan bantuan honor guru sebanyak Rp2 juta perorang untuk 19 guru.
Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi Usama Putra menyebutkan kayu hasil tangkapan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sosial, itu telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sesuai dengan Permen Lingkungan Hidup Nomor P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2017, peruntukan pemanfaatan barang bukti temuan ditujukan untuk kepentingan publik atau sosial.
“Bantuan ini adalah kayu temuan hasil operasi pengamanan hutan,”sebutnya.
Mekanismenya, PN menetapkan sebagai kayu temuan. Kemudian ada organisasi masyarakat mengajukan permohonan melalui Dinas Kehutanan, kemudian berdasarkan itu ditetapkan pemanfaatan barang bukti temuan tersebut.
“Jika permohonan sesuai dengan ketentuan, maka proses pemanfaatan peruntukan barang bukti dapat dilanjutkan,”sebutnya.
Memprihatinkan
MI Syafaat El-Quran adalah sekolah didirikan oleh hafiz dan qori asal Sijunjung. Mereka sepakat membangun sekolah hafiz juga pada 2015. Salah satu pendirinya, Dasrizal qari asal Sijunjung yang pernah juara tingkat internasional dengan cabang tilawah.
Semula sekolah ditempatkan di Jalan Adinegoro, Sijunjung. Tak bertahan lama, karena pemilik gedung tidak memperpanjang kontrak.
Akhirnya pindah ke tanah hibah dari Pemkab Sijunjung, di Padang Laweh Selatan. Kemudian dibangun tiga ruang sekolah. Hanya saja bangunan itu berdinding kayu, mobilernya seadanya. Pembatas ruang juga sudah bolong-bolong.
MI Syafaat El-Quran saat ini memiliki murid sebanyak 65 orang, dari kelas 1 sampai kelas 6. Ditambah dengan 20 murid MTI. Mereka diasuh oleh sebanyak 19 guru.
Gaji gurunya juga tidak seberapa, masih ada yang menerima gaji Rp150.000/bulan. Itupun juga sering menunggak. Tapi mereka tetap semangat mengajar.
Sekarang ada 6 ruang kelas. Bangunan itu tidak seperti sekolah biasanya. Dindingnya sebagiann kayu, hanya bagian luar beton. Apalagi mushalla, persis seperti dangau di sawah, tak ada dinding, tak punya tempat wuduk, hanya atap dan lantai kayu.
Warlan Sukandar, Pengurus Yayasan MI Syafaat El Quran menyebut, bantuan teresebut sangat bermanfaat bagi MI.
“Kami sangat bersyukur dengan bantuan ini. Semoga bisa menyelesaikan pembangunan mushalla agar anak-anak bisa praktik ibadah dengan baik,”ujarnya.
Sejatinya beberapa donatur ada yang berminat membantu dan membangun menjadi lebih representatif. Hanya saja, karena status tanahnya belum jelas, akhirnya donatur mengurungkan niatnya.
Untuk itu, Warlan berharap Pemkab Sijunjung dapat membantu memastikan status hibah tanah tersebut. Sehingga ada donatur yang mau membangun sekolah itu.
Meski begitu, sekolah itu sudah beberapa kali mengutus muridnya ke ajang MTQ tingkat provinsi. Termasuk lomba sain madrasah tingkat provinsi.
“Jangan lihat bangunan dan gedungnya, tapi lihatlah kualitasnya. Tapi sampaikan kapan kami bertahan dengan kondisi seperti ini,”pungkas Warlan. (adpsb)
Discussion about this post