Sawahlunto – Kesenian Talempong Batuang Silungkang yang sudah terlupakan sekarang menuju Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Tidak hanya kaya dengan warisan budaya bersifat benda yang terdiri dari berbagai cagar budaya berupa bangunan rumah tinggal atau asrama, fasilitas umum dan lainnya sejak dari jaman Kolonial Belanda, dan telah ditetapkan sebagai Kota Warisan Dunia oleh UNESCO pada tanggal 6 Juli 2019.
Sawahlunto juga kaya dengan keragaman budaya, kesenian atau kearifan lokal yang bersifat tak benda, termasuk warisan budaya tak benda tersebut seperti Bahasa Tangsi yang juga telah diakui sebagai warisan budaya tak benda Indonesia (WBTBI) pada tanggal 10 Oktober 2018, oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Dinas Kebudayaan Kota Sawahlunto juga tengah melakukan kegiatan pengusulan dua kesenian tradisional khas Silungkang dimana salah satunya adalah kesenian Talempong Batuang untuk dicatat dan ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia dan telah memasuki tahap verifikasi oleh tim WBTBI Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan RI pada tanggal 22 – 23 Mei yang baru lalu.
Yang mana tim dari Jakarta dan Dinas Kebudayaan Sawahlunto datang, untuk survey dan verifikasi kesenian Talempong Batuang dalam rangka pengusulan dan penetapan sebagai warisan budaya, ujar Misriyeni, salah satu pelestari saat dikunjungi di kediamannya di Dusun Sungai Cacang, Desa Silungkang Oso Kecamatan Silungkang.
“Kesenian Talempong Batuang ini sudah ada sejak dari jaman kakek – kakek saya dulunya, jauh sebelum Indonesia merdeka dan diwariskan ke kami para anak cucunya,” ungkap putri dari Umar Malin Parmato (83) yang juga pelestari kesenian Marunguih atau Ratok Silungkang Tuö.
Sedangkan proses pembuatan Talempong tidaklah sulit. Hanya perlu mencari bambu dengan, diameter tertentu, lalu dipotong dan dibentuk. Bagian terluar bambu disayat sebanyak enam buah, lalu dipasak dengan bambu pula. Terus dipasangi tali senar dengan ketegangan tertentu sehingga didapatkan bunyi yang sesuai dengan tangga nada saat tali – tali senar Talempong itu diketuk menggunakan potongan bambu seukuran stick drum.
“Semoga kesenian ini dapat tercatat sebagai warisan budaya tak benda Indonesia serta mendapat perhatian penuh dari pemerintah, baik itu tingkat kota hingga nasional sehingga pelestarian dan pengembangam kesenian tradisional khas Silungkang ini dapat dilakukan secara lebih maksimal, termasuk dalam hal menyiapkan generasi penerus pelestari kesenian ini dan kami sering diundang untuk tampil pada festival atau pertunjukan kesenian pada Iven berskala lokal maupun tingkat provinsi, Talempong Batuang ini juga pernah tampil diluar negeri yaitu di Kota Melaka,” ujar Misriyeni. (Djasrizal)
Discussion about this post