Pasaman Barat — Diduga Direktur PT. Kemuning Yona Pratama lakukan pengancaman kepada wartawan saat konfirmasi, terkait pembangunan Seawall dan Bangunan Pengaman Pantai Sasak Kabupaten Pasaman Barat, dengan No. Kontrak 04.05/ PPSDA – SDABK/ APBD/II-2023, pada Selasa (20/6) siang.
Berawal dari sejumlah wartawan melakukan peninjauan terhadap pembangunan seawall yang berada di Suak Maligi pada Selasa siang, saat sampai di lokasi rombongan wartawan itu hanya menemukan dua orang yang sedang bekerja di lokasi, dan satu orang operator alat berat yang sedang melakukan penggalian di Muara Suak itu.
Kemudian wartawan dari Peristiwanews, Zul Efenri (Ipen) bertanya kepada salah seorang pekerja, Ia mengatakan bahwa pelaksana lapangan proyek itu baru saja keluar untuk membeli suatu keperluan, dan mereka tidak mengetahui kemana pelaksana itu.
“Dia baru saja keluar pak, katanya membeli barang, kami tidak tau kemana dia perginya,” kata Zul Efenri menirukan ucapan pekerja itu.
Menurut Ipen setelah bertanya kepada pekerja itu, ia bersama rekan rekannya kembali keluar ke arah Simpang Empat, setelahnya ia berusaha mencari nomor handphone Direktur PT. Kemuning Yona Pratama melalui propil perusahaan itu di internet. Dengan nomor 08137800****.
Setelah mendapatkan nomor HP itu Ipen kemudian menelpon orang yang diduga sebagai Direktur PT. Kemuning Yona Pratama itu, sesaat kemudian langsung diangkat dan terjadilah percakapan antara Ipen dan direktur itu, dalam percakapannya Ipen bertanya apakah yang ditelpon itu benar nomor Direktur PT. Kemuning Yona Pratama dan orang itu membenarkannya.
“Apakah benar ini nomor Hp Kemuning Yona Pratama,” tanya Ipen. “Benar ini dengan saya sendiri,” kata direktur itum
Kemudian Ipen meminta nomor Hp pelaksana lapangan yang mengawasi pembangunan itu, menurut Ipen Ia perlu nomor kontak orang itu untuk konfirmasi karena saat ditemui pekerja di lokasi itu tidak ada yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
Setelah itu direktur itu menjawab akan mengirim nomor kontak pengawas lapangannya melalui WhatsApp, setelah ditunggu namun yang mengaku direktur itu tidak juga mengirim nomor kontak pengawas lapangannya. Kemudian Ipen menghubungi kembali direktur itu melalui pesan chat WhatsApp.
“Ok, makasih bapak, berarti bapak tidak kooperatif terhadap wartawan, selaku kontrol sosial terhadap kinerja sebuah pembangunan yang memakai dana APBN, kami selaku kontrol sosial tidak akan menghubungi bapak lagi, kita akan koordinasi dengan pihak terkait, terimakasih,” ini lah chat whatsapp saya ke direktur itu ucap Ipen.
Lalu sesaat kemudian orang itu kembali menelpon Ipen via WhatsApp, ia mengatakan, “Ngapain itu kau permasalahkan, anj*ng kau, b*bi kau,” katanya kepada Ipen. Kemudian Ipen mengatakan, “Jangan pake anj*ng anj*ng segala pak, saya kan konfirmasi baik baik meminta nomor kontak pengawas lapangan bapak, kata Ipen.
Setelah itu tiba tiba nomor kontak itu juga mengirim pesan melalui WhatsApp, “Ni kau kw kan tunggu aja kmn pun aden siap ladenan kaw tu sampai lubang semut pun,” tulisnya dengan menampilkan screenshot foto propil WhatsApp Ipen, lalu Ipen menjawab, “Ok siap kita tunggu.”
Atas peristiwa itu Ipen merasa kecewa dengan cara berkomunikasi direktur tersebut, Pungsi media sebagai kontrol sosial seolah olah dianggap angin lalu oleh direktur itu.
“Saya kecewa dengan direktur itu seperti preman aja padahal kan cuma mau konfirmasi, selain itu saya merasa terancam karena dia akan mencari saya sampai ke lubang semut,” ucap Ipen. (Wd)
Discussion about this post