Padang — Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah menegaskan implementasi Falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) seharusnya menjadi bahagian dari karakter seluruh masyarakat Sumatera Barat (Sumbar). Ia menilai, saat ini implementasi itu mulai memudar, terutama di kalangan generasi muda.
“Sebagai masyarakat Minangkabau, falsafah ABS-SBK harusnya telah menjadi karakter dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya saat ini, itu mulai jauh terutama pada generasi muda,” tegas Gubernur Mahyeldi saat membuka bimbingan teknis penguatan adat dan budaya Minangkabau bagi Bundo Kanduang di Padang. Senin (19/06/2023).
Gubernur mengakui, tantangan dalam implementasi ABS-SBK dewasa ini menjadi semakin berat, maraknya praktek perilaku menyimpang dalam pergaulan generasi muda dewasa ini menjadi salah satu penyebabnya, seperti LGBT dan Narkoba merupakan salah satu bukti, mulai pudarnya falsafah ABS-SBK dalam jiwa generasi muda Sumbar.
Menurutnya, untuk mengatasi persoalan tersebut dibutuhkan upaya bersama dari seluruh pihak, termasuk Bundo Kanduang.
“Perlu upaya bersama, untuk meningkatkan implementasi ABS-SBK pada generasi muda,” ujar Gubernur Mahyeldi.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan Prov. Sumbar, Syaifullah menyebut upaya peningkatan implementasi ABS-SBK pada generasi muda mesti dilakukan secara intensif dan menyeluruh, mulai dari tatanan keluarga sampai ketingkat pemerintahan melalu kebijakan dan regulasi.
“Penguatan karakter generasi muda, tidak bisa jika hanya dilakukan oleh pemerintah, perlu dukungan dari lingkungan keluarga dan tokoh adat,” sebut Syaifullah.
Diharapkannya, melalui bimbingan teknis ini para Bundo Kanduang dapat lebih memahami permasalahan dan bisa mengambil peran lebih untuk mengatasinya. (adpsb)
Discussion about this post