PADANG, RI – Dosen dan mahasiswa Program Magister Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand) Rabu (10/5/2023) pagi itu sangat antusias. Pasalnya, mereka kedatangan seorang pakar pendidikan dari Filipina yang memberikan semacam kuliah umum terkait teknik mengajar dan asesmen, untuk dosen serta mahasiswa S2 dan mahasiswa S3 di fakultas tersebut, Dia adalah Prof. Helen Boholano, dari College of Teacher Education, Cebu Normal University, Filipina. Istimewanya juga, kehadiran Helen ke Universitas Andalas merupakan kali pertama dirinya mengunjungi Indonesia.
“Kehadiran Professor Helen ke sini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Visiting Professor, yang untuk FIB sendiri di tahun ini diagendakan didatangi sejumlah pakar internasional dalam kegiatan Visiting Professor. Profesor Helen sendiri kehadirannya sudah sejak tanggal 8 kemarin, dan diagendakan di sini sampai 21 Mai,” ungkap Wakil Dekan I FIB Unand Dr. Ike Revita.
Diuraikan, agenda Visiting Professor akan diisi oleh sejumlah pakar internasional, antara lain Prof. Helen Boholano dari Cebu Nomal University Filipina, Prof Suryadi dari Leiden University Belanda, Prof. Madya Dr. Sabzali Musa Khan dari University Malaya Malaysia, dan Prof. Rafeah Legino dari UiTM Malaysia.
Disampaikan, FIB sendiri diberikan keleluasaan untuk memanfaatkan kepakaran Prof. Helen, terkait dengan apa yang dibutuhkan oleh Fakultas. Dalam hal ini, FIB kemudian mendistribusikan dan memberikan kesempatan pada setiap departemen untuk berkegiatan, dalam tujuan untuk meningkatkan kemampuan dosen maupun mahasiswa.
“Kemarin itu, Departemen Sastra sudah melakukan workshop pertama (bersama Prof. Helen), yang juga diikuti oleh para dosen dan mahasiswa. Alhamdulillah, hari ini kegiatan dikelola oleh Departemen Linguistik, dengan workshop terkait teaching learning process, metoda pengajaran, serta asesmen. Secara umum, tujuan kita hari ini adalah untuk peningkatan kemampuan dosen di dalam memilih metoda pembelajaran yang tepat, bagaimana melakukan asesmen yang tepat dan transparan, ada fairness-nya. Karena apa? Karena mahasiswa berhak untuk mengetahui dari mana asal nilai mereka,” ujar Ike lagi.
Ike bersyukur, antusiasme para peserta kuliah workshop kali itu sangat mencuat. Terbukti dengan padatnya pertanyaan yang diajukan pada Professor dan diskusi yang sangat intens selama kegiatan yang terdiri dari dua sesi, berlangsung mulai pukul 09.00 WIB hingga sekitar pukul 16.00 WIB tersebut.
“Jadi memang kegiatan ini menyasar, selain dosen, juga mahasiswa S2, karena sebagian dari mahasiswa S2 kita, khususnya Program Studi Linguistik, ada yang sudah mengajar dan memang bertujuan untuk menjadi dosen. Kemampuan untuk memilih metode pembelajaran yang tepat, melakukan asesmen yang tepat, sangat diperlukan. Ini agar pihak dosen tidak salah dalam melakukan penilaian, juga kita tidak lari dari tujuan perkuliahan itu sendiri,” sebut Ike.
Diakui, peningkatan kapasitas sudah menjadi kewajiban dari pihak Fakultas, untuk mahasiswa dan dosennya. Dengan kegiatan kuliah umum berupa workshop bagi kalangan dosen dan mahasiswa S2 serta mahasiswa S3 FIB ini sendiri, dampak kredibelitas, disebutkan, otomatis juga akan tercapai.
“Apalagi, mengingat juga, saat ini FIB sedang menetapkan lima prodi yang berproses akreditasi internasional. Nah, assessment teaching methodology juga akan menjadi perhatian,” pungkas Ike. Red
Discussion about this post