Bukittinggi — Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK), dan Taman Panorama dan Lobang Jepang (TPLJ), dua objek wisata yang dikelola langsung oleh Dinas Pariwisata kota Bukittinggi. Kendati hanya itu, namun kedua objek wisata andalan ini, merupakan bagian terbesar pemberi kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kota Wisata ini.
Dari kedua objek ini menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi, Rofie Hendria dan Sekretarisnya Aprilia Astuti secara terpisah, pada tahun anggaran 2023 ini ditargetkan bisa memberikan PAD sebesar Rp.31 miliar lebih.
Dari besaran target tersebut, tambah keduanya, selama triwulan I tahun 2023 atau dari Januari sampai Maret lalu jumlah pendapatan yang diperoleh sudah mencapai Rp.5 miliar lebih.
Diakui, pendapatan yang diperoleh dari kedua objek wisata di atas sangat dipengaruhi oleh musim liburan seperti lebaran Idul Fitri yang baru saja berlalu dan diharapkan masih menyisakan pengunjung menjelang berakhirnya hari libur panjang akhir dan awal pekan depan.
Berdasarkan catatan yang diberikan Dinas Pariwisata Bukittinggi, dalam lima hari pertama lebaran Idul Fitri lalu, jumlah pengunjung yang memasuki kedua objek wisata ini mencapai 67.058 orang dengan pendapatan sebanyak Rp.1.475.860.000.
Kalau dirinci, jumlah pengunjung dan pendapatan yang lebih besar diperoleh TMSBK dengan jumlah pengunjung sebanyak 54.192 orang dengan pemasukan Rp.1.297.872.000. Sedang untuk TPLJ pengunjungnya pada waktu yang sama 12.840 orang dan pendapatan Rp.150.580.000.
“Memang, dengan kebun binatang dan benteng de cock yang lebih banyak memiliki objeknya, TMSBK lebih kuat dan besar daya tarik serta pendapatannya dibandingkan dengan TPLJ,” tutur Rofie.
Pimpinan Dinas Pariwisata ini optimistis pendapatan kedua objek wisata di Bukittinggi di atas, menjelang akhir hari libur Senin besok, bila dihitung sejak Januari lalu bisa lebih dari Rp.7 miliar atau sekitar 25 persen dari target penerimaan tahun ini. (Pon)
Discussion about this post