Pessel, R. Investigasi – Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) tercatat sebagai penyumbang kedua tertinggi kasus positif Covid-19 atau virus corona, setelah Kota Padang dari 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat (Sumbar)
Pengamat Hukum Kesehatan Universitas Eka Sakti Padang Firdaus Dezo menyampaikan tingginya lonjakkan kasus positif di daerah berjuluk Negeri Sejuta Pesona itu adalah bukti tidak siapnya pemerintah daerah dalam menyikapinya.
“Covid-19 ini adalah virus milenial. Jadi, cara penanganannya harus milenial juga. Jangan pakai cara-cara lama yang lama, sehingga terkesan lamban,” dikatakan di Painan, Minggu, 25 April 2020.
Berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Sumatera Barat, posisi pertama penyumbang Covid-19 di Ranah Minang adalah Kota Padang dengan jumlah kasus positif 60 orang. Dari jumlah itu, sebelas orang dinyatakan sembuh dan delapan orang meninggal.
Posisi kedua ditempati Pessel, dengan 14 kasus positif. Dari jumlah itu, tiga orang telah dinyatakan sembuh dan sudah pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan sebelas orang lainnya masih mendapatkan perawatan intensif.
Sementara posisi ketiga diikuti Bukittinggi, dengan konfirmasi jumlah kasus positif sebanyak enam kasus. Hingga kini, tiga orang diantaranya dinyatakan sembuh. Satu orang meninggal dunia dan dua orang lainnya kini masih dirawat intensif.
Karena itu, lanjutnya, Pemkab, utamanya Dinas Kesehata bersama Gugus Tugas segera mengambil langkah-langkah konkrit dalam menyikapinya. Harus ada pemetaan yang jelas terkait pola sebaran, sehingga kasus positif tidak kian bertambah.
“Jika perlu ada tenaga ahli di situ. Ini harus jelas. Jika analisis penyebaran salah, secara otomatis tentu salah pula pola penaganan, sehingga penyebarannya terus terjadi,” tuturnya.
Kemudian, perlu optimalisasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Apalagi, Kecamatan Koto XI Tarusan sudah ditapkan sebagai zona merah. Namun, pelaksanaannya tidak maksimal. Masih terlihat berbagai jenis pelanggaran dan adanya titik keramaian di sejumlah pasar tradisional.
Selain pola sebaran, Pemkab bersama Gugus Tugas hendaknya segera memikirkan dampak ikutannya seperti pada sektor perkonomian. Pemerintah daerah harus memiliki data valid terkait masyarakat tedampak.
Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan program stimulan lainnya sejatinya sudah teralisasi. Dengan demikian, dampak langsung dari kebijakkan percepatan penanganan dan penanggulangan Covid-19 tidak terlalu signifikan bagi masyarakat.
Secara terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas, Rinaldi Dasar, menyebutkan, tingginya lonjakkan kasus akibat transmisi (perpindahan) secara lokal antar tenaga medis, utamanya di Kecamatan Koto XI Tarusan.
Kemudian, transmisi antar keluarga di lingkup tenaga medis. “Lebih dari itu, kami juga mengambil sampel dalam jumlah banyak, sehingga juga banyak kasus positif yang kami temukan,” ucap dia.
Guna memutus mata rantai, saat ini Pemkab Pessel telah menutup 2 pasar tradisional di Kecamatan Koto XI Tarusan. Meski demikian, upaya itu tidak akan maksimal jika hanya dilakukan pemerintah semata.
Akan tetapi, harus ada kesadaran semua pihak, termasuk masyarakat untuk dapat saling menjaga. “Kami berharap, semua masyarakat agar patuh pada protokol pencegahan,” kata dia
Diberitakan reportaseinvestigasi.Com, Kabag Humas dan Protokoler Setdakab Pessel Selaku Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Rinaldi Dasar mengatakan, jumlah orang terkonfirmasi positif Covid-19 di daerah itu kembali memgalami penambahan.
“Kami mencatat, total positif Covid-19 di daerah ini, berjumlah 16 orang, dari sebelumnya berjumlah hanya 14 orang. Artinya bertambah dua orang, “ujarnya.
Ia menjelaskan, dua hasil tambahan itu diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan sampel swab dari Labor Biomedik Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit infeksi Unand 25 April 2020.
Dimana, dua yang terpapar Covid-19 itu, satu laki-laki berumur 26 tahun seorang mahasiswa. Satu lagi, perempuan berumur 6 tahun.
“Diduga mahasiswa itu terpapar Covid-19 dengan adiknya yang juga positif Covid-19, dan perempuan itu terpapar Covid-19, diduga karena orang tuanya juga positif Covid-19,” jelasnya.
Ia menambahkan, pasien positif Covid-19 didaerah itu, tiga sudah dinyatakan sembuh, dan satu orang dirawat di RS Ahmad Mukhtar Bukittinggi, dua lagi dirawat di SPN Padang Besi.
Seterusnya, delapan orang dirawat dan dikarantinakan di Bapelkes Provinsi Sumatera Barat. “Sementara, dua orang lagi kasus baru positif Covid-19, masih dikarantina di Rusunawa Painan,“ tutupnya.(Robi)
Discussion about this post