Dharmasraya -Tingginya angka hipertensi di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Rumbai menjadi latar lahirnya inovasi KARTU PATEN yang dikembangkan sebagai pendekatan menyeluruh untuk mengatasi penyakit tidak menular paling mematikan itu.
Kepala UPT Puskesmas Sungai Rumbai, Yulmiana Dwi, menjelaskan bahwa KARTU PATEN adalah akronim dari Kenali, Atasi, Rehabilitasi, dan Terapkan Upaya Pantau Hipertensi, yang bertujuan meningkatkan kesadaran sekaligus kedisiplinan pasien dalam menjaga tekanan darah.
“Kami Tidak Hanya Obati, Tapi Memberdayakan Masyarakat,” lirihnya.
Dari data yang ada saat ini menunjukkan bahwa hipertensi menyumbang 35% dari total kunjungan deteksi dini di puskesmas tersebut dan kerap tidak disadari pasien sampai muncul komplikasi serius seperti stroke dan gagal ginjal.
KARTU PATEN dirancang untuk mencatat riwayat kesehatan pasien secara terintegrasi sehingga bisa diakses di berbagai fasilitas layanan, termasuk saat pasien berpindah tempat atau melakukan rujukan.
Melalui kode QR yang tertera di kartu, pasien dapat melakukan konsultasi online dengan dokter puskesmas serta mengakses video edukasi kesehatan dan senam hipertensi secara mandiri.
Inovasi ini juga diperkuat dengan layanan LADO KUTU (Layanan Dokter ke Pustu), yang menghadirkan tenaga kesehatan langsung ke pos kesehatan pembantu, sehingga kontrol rutin tidak lagi terkendala jarak.
Sejak diluncurkan pada Oktober 2022, jumlah pasien hipertensi yang berhasil dikendalikan meningkat signifikan: 1.097 pasien di tahun pertama, naik menjadi 1.224 pada 2023, dan mencapai 1.384 hingga pertengahan 2024.
Yulmiana menyebut bahwa bukan hanya jumlah yang meningkat, tetapi juga kepatuhan pasien dalam minum obat dan menjalani pola hidup sehat semakin membaik dari waktu ke waktu.
Salah satu pasien, M. Zaini (56 tahun), warga Jorong Sungai Limau, mengaku kini jarang mengalami pusing dan merasa lebih sehat karena terbantu oleh edukasi yang diterima dari program ini.
Anaknya turut membantu mengakses aplikasi pemantau tekanan darah dan video senam, sehingga perawatan tidak hanya menjadi tanggung jawab pasien tetapi juga melibatkan keluarga.
Menurut Yulmiana, pendekatan seperti ini bukan hanya menyembuhkan, tetapi membangun ekosistem keluarga sehat yang berdaya terhadap penyakit kronis.
Puskesmas Sungai Rumbai saat ini membuka diri untuk berbagi pengalaman dan panduan pelaksanaan KARTU PATEN kepada puskesmas lain yang ingin menerapkan inovasi serupa.
Ia berharap dengan adopsi lebih luas, hipertensi dapat dikendalikan secara lebih masif dan tidak lagi menjadi penyebab utama komplikasi di usia produktif.
Inovasi lokal ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan yang efektif tidak selalu harus mahal, asalkan dilandasi semangat kolaborasi, kedekatan sosial, dan konsistensi pelayanan.*
Discussion about this post