Dharmasraya ā Matahari pagi itu belum terlalu tinggi saat para pelajar memadati jalanan menuju SDN 01 IX Koto. Namun kali ini, langkah mereka lebih ringan, tawa mereka lebih nyaring. Hari itu, untuk pertama kalinya, sekolah mereka benar-benar terhubung ke dunia.
Di tengah keterbatasan infrastruktur dan akses komunikasi, mimpi untuk menikmati pembelajaran digital sering terasa seperti angan-angan. Tapi kini, berkat program 100 Hari Kerja Bupati Dharmasraya, Annisa Suci Ramadhani dan Wakil Bupati Leli Arni, impian itu menjadi nyata. Sebanyak 17 sekolah terpencil di Dharmasraya akhirnya tersambung internet melalui teknologi satelit Starlink.
Langkah ini tak hanya sekadar pencapaian teknis. Ini adalah simbol dari komitmen pemerataan pendidikanābahwa anak-anak di IX Koto, Asam Jujuhan, atau Timpeh memiliki hak yang sama untuk belajar dari YouTube, mengikuti ANBK, atau membuka Google Classroom, sebagaimana anak-anak di pusat kabupaten.
āKami sangat bersyukur. Kini pembelajaran bisa berjalan lebih lancar. Guru bisa akses materi, siswa bisa ikut pelatihan dan ujian online. Ini seperti membuka jendela baru bagi anak-anak kami,ā tutur Tamrin, S.Pd, Kepala SDN 01 IX Koto, dengan mata berbinar.
Sementara itu, di SDN 15 IX Koto, suasana serupa mewarnai hari-hari mereka. Di sebuah kelas, anak-anak dengan antusias belajar menggunakan Chromebook yang sebelumnya tak pernah bisa difungsikan karena ketiadaan jaringan.
āDulu kami hanya bisa lihat dari jauh sekolah lain ikut ANBK, sekarang kami bisa ikut juga. Internet ini bukan hanya alat bantu, tapi semangat baru bagi kami di pedalaman,ā ungkap M. Yusuf, Kepala Sekolah SDN 15 IX Koto.
šššš«š„š¢š§š¤ ššØš„š®š¬š¢ ššššš«ššššš¬šš§ šš¢š§š²šš„
Teknologi Starlink menjadi pilihan utama karena mampu menjangkau wilayah tanpa sinyal seluler dan kabel optik.
Kepala Dinas Pendidikan, Bobby Perdana Riza, menyampaikan bahwa keputusan memilih 17 sekolah penerima berdasarkan pemetaan menyeluruh terhadap blank spot Dharmasraya.
āKami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi anak-anak di Dharmasraya yang tertinggal hanya karena masalah sinyal. Dengan Starlink, semua bisa terjangkau,ā ujarnya.
Tak hanya perangkat yang dipasang, biaya langganan internet pun ditanggung untuk beberapa bulan awal. Artinya, para guru dan siswa bisa langsung memanfaatkannya tanpa harus menunggu proses penganggaran baru.
ššš¦šš¢š«š šš¢ šš¬šš¦ šš®š£š®š”šš§
Di Asam Jujuhan, sambutan tak kalah hangat. Tomi Junaidy, Kepala SDN 02 Asam Jujuhan, menyebutkan bagaimana perubahan ini begitu terasa.
āTerima kasih Ibu Bupati. Anak-anak kami kini belajar sambil terhubung ke dunia luar. Mereka bisa akses video pembelajaran, ikut kuis online, dan ikut perkembangan teknologi,ā katanya.
Begitu pula di SDN 05 Asam Jujuhan. Kepala sekolahnya, Neldi, mengingat betapa sebelumnya mereka benar-benar berada dalam āgelap digitalā.
āSinyal di sini dulu benar-benar mati total. Sekarang kami seperti hidup kembali secara digital. Terima kasih atas perhatian pemerintah daerah yang luar biasa ini.ā
ššš§š š¤šš” ššš§š£š®š: ššØš„šššØš«šš¬š¢ ššš§š šš§ šš®šš§š š š®š«š®
Koneksi internet yang kini telah terpasang bukan titik akhir. Justru ini menjadi pijakan awal bagi lompatan kualitas pembelajaran digital di Dharmasraya. Dinas Pendidikan di bawah komando Bobby Perdana Riza tengah menyiapkan langkah lanjutanābekerja sama dengan platform edukasi nasional, Ruangguru.
āKami akan menggandeng Ruangguru agar siswa-siswa di daerah terpencil dapat mengakses pembelajaran tambahan, try out berbasis aplikasi, hingga video pembelajaran yang sesuai kurikulum. Dengan internet yang sudah tersedia, kolaborasi ini menjadi sangat memungkinkan,ā terang Bobby.
Rencana ini disambut antusias oleh para guru dan kepala sekolah. Sebab selain mendukung siswa, kerja sama ini juga akan membuka pelatihan daring bagi guru-guru di pelosok agar lebih siap menghadapi tuntutan era digital.
ššš¦ššš§š š®š§ ššš«šš©šš§ ššš«š¢ šššš«šš” ššš«š„š®šš«
Bagi Bupati Annisa, ini bukan akhir dari misi, melainkan awal dari perjuangan panjang menuju keadilan pendidikan. Dalam berbagai kesempatan, ia menegaskan bahwa setiap anak Dharmasraya berhak mendapatkan kualitas pendidikan yang setara, tanpa melihat peta.
Kini, dengan internet yang menyala di ruang-ruang kelas kecil di balik bukit dan hutan, anak-anak itu punya peluang baru. Tak sekadar membuka Google atau YouTube, tapi membuka masa depan.
āKarena setiap anak berhak terhubung dengan dunia, dari mana pun mereka berasal,ā begitu kira-kira semangat yang mengalir dari Dharmasraya hari ini.*
Discussion about this post